Kabupaten Kupang Terkini

Tuntut Penyelesaian Sengketa Perbatasan di Naktuka, Suku Oemanas Gelar Orasi Damai

Puluhan Warga Suku Oemanas menggelar orasi damai di Jalan Trans Oepoli, tepatnya berlangsung didepan rumah Ketua Suku Oemanas.

POS-KUPANG.COM/ALEXSANDRO NOVALIANO DEMON PAKU
ORASI DAMAI - Puluhan Warga Suku Oemanas di kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, menggelar orasi damai di jalan Trans Oepoli, tepatnya berlangsung didepan rumah Ketua Suku Oemanas, Desa Netemnanu Utara, Senin (21/7/2025). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Alexandro Novaliano Demon Paku. 

 

POS-KUPANG. COM, OELAMASI - Puluhan Warga Suku Oemanas di Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, menggelar orasi damai di Jalan Trans Oepoli, tepatnya berlangsung didepan rumah Ketua Suku Oemanas, Desa Netemnanu Utara,  Senin (21/7/2025) siang.

Orasi damai yang dilakukan tersebut menuntut penyelesaian sengketa perbatasan Wilayah Naktuka

Pada orasi ini masyarakat menyampaikan dua poin utama tuntutan. 

Tuntutan pertama, agar pemerintah Indonesia segera menyelesaikan sengketa batas negara dengan RDTL, khususnya pada segmen Noelbesi–Citraland.

Mereka meminta pemerintah agar memperhatikan hak ulayat masyarakat adat yang selama ini menjaga wilayah terdepan NKRI

Dalam orasi tersebut, warga juga menegaskan kesiapan untuk menancapkan Bendera Merah Putih di wilayah sengketa sebagai bentuk pernyataan bahwa tanah tersebut adalah bagian dari Republik Indonesia.

Selanjutnya, warga mendesak agar perlakuan yang sama diberikan kepada masyarakat adat seperti halnya kepada warga RDTL yang saat ini bercocok tanam di wilayah Naktuka. 

Mereka juga menuntut implementasi hasil kunjungan pejabat RI tanggal 6 Maret 2025 yang menyatakan bahwa warga Indonesia berhak mengunjungi lahannya di Naktuka dengan dukungan pengamanan dari Satgas RI.

Dilanjutkan dengan tuntutan kedua, dimana warga menegaskan klaim budaya dan sejarah atas tanah Naktuka yang mereka yakini sebagai warisan dari leluhur dan bagian dari wilayah kekuasaan adat Usi Tninas. 

Pada orasi tersebut warga menyatakan siap mempertahankan tanah tersebut dengan berbagai cara, bahkan hingga mempertaruhkan jiwa raga.

Mereka juga siap melakukan sumpah adat untuk membuktikan keabsahan klaim atas tanah tersebut.

Aksi damai tersebut dipimpin oleh tokoh adat Suku Oemanas, antara lain Raja Naekake, Ketua Suku Oemanas, dan tokoh masyarakat lainnya, serta diikuti oleh sedikitnya 58 warga. 

Sebelumnya, pada pukul 10.20 WITA, para tokoh dan warga menggelar rapat internal untuk menentukan lokasi pelaksanaan orasi. 

Dalam rapat tersebut, disepakati bahwa orasi akan dilakukan di wilayah Desa Netemnanu Utara, bukan di kawasan perbatasan langsung RI–RDTL seperti rencana awal. 

Kapolsek Amfoang Timur hadir turut memberikan himbauan kamtibmas dengan mengajak warga untuk menjaga ketertiban, serta tidak melakukan aksi yang dapat memicu konflik. 

Himbauan serupa juga disampaikan oleh perwakilan TNI dari Satgas BAIS agar kegiatan tidak digelar di wilayah perbatasan demi menjaga stabilitas keamanan kedua negara.

Orasi ini berakhir Sekitar pukul 12.10 WITA dan di kawal langsung oleh aparat keamanan TNI-POLRI dan berjalan dengan damai. 

Setelah orasi berakhir warga kembali menggelar rapat internal di rumah Ketua Suku dan menyatakan akan tetap melakukan upaya lanjutan, termasuk membuka lahan di wilayah Naktuka jika tidak ada respons dari pemerintah.

Menanggapi kegiatan tersebut, Kapolres Kupang AKBP Rudy Junus Jacob Ledo, menyampaikan himbauan langsung kepada masyarakat,

 “Saya mengapresiasi semangat warga dalam memperjuangkan hak-hak adat mereka. Namun saya juga mengingatkan, marilah kita bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban. Sampaikan aspirasi dengan cara damai dan tidak melanggar aturan hukum yang berlaku. Saya minta masyarakat tidak melakukan tindakan sepihak yang dapat memicu konflik, terlebih di wilayah perbatasan yang sensitif. Percayakan proses penyelesaian kepada pemerintah, dan kami dari Polres Kupang siap menjadi jembatan komunikasi antara masyarakat adat dan pemerintah pusat.”ujar Rudy. 

Hingga saat ini, situasi di wilayah Amfoang Timur terpantau aman dan terkendali. 

Masyarakat berharap pemerintah daerah dan pusat segera mengambil langkah konkret terhadap penyelesaian persoalan perbatasan ini, guna menghindari potensi konflik di masa mendatang serta menjaga kehormatan masyarakat adat di wilayah perbatasan. (nov)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved