Prakiraan Cuaca
Waspada, BMKG Ingatkan Musim Kemarau Meluas Termasuk NTT
Memasuki akhir Juli, BMKG ingatkan musim kemarau meluas termasuk NTT, waspada angin kencang dan kebakaran hutan.
Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM - Memasuki akhir Juli 2025 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) mengingatkan masyarakat waspada terhadap meluasnya musim kemarau.
BMKG Menyebut hingga dasarian I Juli 2025, tercatat bahwa sekitar 39 persen zona musim (ZOM) di Indonesia telah memasuki periode musim kemarau.
Hal itu disampaikan dalam rilis resmi BMKG tentang Prospek Cuaca Mingguan Periode 15–21 Juli 2025.
Tak hanya dampak musim kemarau sepeti angin kencang dan kebakaran hutan dan lahan, BMKG juga mengingatkan potensi cuaca ekstrem masih terjadi selama periode tersebut.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Kupang NTT Kamis 17 Juli 2025: Pagi Siang Berawan Tebal
Wilayah-wilayah yang mengalami kondisi ini mencakup sebagian besar wilayah di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, serta sebagian kecil Lampung.
Di wilayah selatan Indonesia, kondisi kemarau juga terpantau di beberapa bagian Banten, Sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, serta sebagian kecil Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sementara itu, wilayah lain yang turut mengalami awal musim kemarau meliputi sebagian kecil Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua Barat, dan Papua. Peningkatan persentase wilayah yang memasuki kemarau, terpantau seiring dengan penguatan angin monsun Australia.
Oleh karena itu, diprakirakan dalam sepekan ke depan, angin monsun Australia diprediksi cenderung sesuai dengan normalnya, sehingga berpotensi meningkatkan persentase wilayah yang memasuki musim kemarau.
Berdasarkan data terkini yang dihimpun melalui sistem observasi dan peringatan dini BMKG, terpantau kejadian hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem (di atas 100 mm/hari) pada tanggal 12 Juli 2025 di beberapa wilayah, antara lain Jawa Timur (177,4 mm/hari) dan Maluku (105,1 mm/hari).
Baca juga: Memasuki Puncak Kemarau, BMKG Ingatkan Potensi Gelombang Tinggi dan Kebakaran Hutla
Walaupun, sebagian besar wilayah telah memasuki periode musim kemarau, potensi hujan lebat hingga ekstrem masih melanda beberapa wilayah, khususnya sebagian Sumatera, dan Jawa bagian dalam sepekan kedepan.
Hal tersebut diakibatkan potensi suhu muka perairan laut lebih hangat dibanding normalnya meskipun
Selain faktor regional, teridentifikasi juga adanya fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) yang sedang aktif di fase 4, yakni di wilayah Maritime Continent, yang turut mendukung peningkatan aktifitas konvektif dan pembentukan awan hujan, khususnya di wilayah Indonesia bagian barat.
Selain itu, gelombang atmosfer seperti Rossby Ekuatorial, Low Frequency, Kelvin, dan Mixed Rossby Gravity (MRG) diperkirakan akan aktif dalam sepekan ke depan, dengan potensi signifikan dalam mempengaruhi pola cuaca di berbagai wilayah.
Keberadaan sirkulasi siklonik di beberapa lokasi serta tingginya indeks labilitas atmosfer juga turut berkontribusi terhadap pembentukan awan konvektif, yang dapat memperpanjang durasi hujan di beberapa wilayah terdampak.
Intensitas hujan yang tinggi tersebut mengakibatkan terjadinya sejumlah bencana hidrometeorologis, termasuk banjir, tanah longsor, pohon tumbang, genangan air, serta kerusakan terhadap infrastruktur di beberapa wilayah terdampak.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.