Prakiraan Cuaca

Update Prakiraan Cuaca Kupang Hari Ini, Sabtu 12 Juli 2025:Berawan, BMKG Imbau Waspada Angin Kencang

Update Prakiraan Cuaca Kupang Hari Ini, Sabtu 12 Juli 2025:Berawan, BMKG Imbau Waspada Angin Kencang

Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Adiana Ahmad
Freepik
PRAKIRAAN CUACA KUPANG HARI INI - Ilustrasi langit berawan.Update Prakiraan Cuaca Kupang Hari Ini, Sabtu 12 Juli 2025:Berawan, BMKG Imbau Waspada Angin Kencang. 

Hingga sepekan ke depan potensi hujan masih tinggi

Berdasarkan hasil pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) hingga akhir Juni 2025, tercatat hanya sekitar 30 persen zona musim di wilayah Indonesia yang secara klimatologis telah memasuki fase musim kemarau.

Sementara itu, sebagian besar wilayah di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua masih menunjukkan potensi tinggi untuk terjadinya hujan dalam sepekan mendatang. Meskipun indikator iklim global seperti El Niño–Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) tidak berada dalam kondisi yang mendukung peningkatan curah hujan, keberadaan gelombang ekuatorial seperti Equatorial Rossby dan Kelvin, serta dinamika atmosfer berupa zona konvergensi dan konfluensi angin, secara signifikan berkontribusi terhadap pembentukan awan konvektif dan potensi hujan di wilayah tersebut.

Kondisi atmosfer yang masih mendukung pertumbuhan awan hujan tersebut menyebabkan beberapa kejadian hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat yang masih terjadi di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir.

Baca juga: Update Prakiraan Cuaca Kupang Hari Ini, Jumat 11 Juli 2025: Pagi Cerah Berawan, Malam Berawan Tebal

Berdasarkan data observasi dan peringatan dini yang telah dikeluarkan, BMKG mencatat hujan lebat dengan akumulasi harian antara 50–100 mm terjadi pada 9 Juli 2025 di wilayah Nabire (57,6 mm/hari) dan Kalimantan Barat (52,5 mm/hari).

Sehari sebelumnya, pada 8 Juli 2025, hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat tercatat di Papua Barat (88,9 mm/hari), Sumatra Utara (76,8 mm/hari), Sumatra Barat (74,0 mm/hari), Maluku (62,3 mm/hari), dan Papua (55,4 mm/hari).

Kejadian hujan signifikan ini memicu berbagai dampak hidrometeorologis, antara lain banjir, tanah longsor, pohon tumbang, genangan air, serta kerusakan infrastruktur di beberapa wilayah terdampak.

Kondisi atmosfer yang masih dinamis mengindikasikan bahwa potensi terjadinya cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia masih cukup tinggi.

Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat serta instansi terkait untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan hujan lebat yang disertai kilat atau petir, angin kencang, serta gelombang tinggi di wilayah perairan.

Hal ini patut menjadi perhatian, khususnya bagi wilayah yang masih rentan terhadap dampak hidrometeorologis, meskipun sebagian wilayah Indonesia telah mulai memasuki fase awal musim kemarau secara klimatologis.

Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan

Berdasarkan analisis dinamika atmosfer terkini, potensi cuaca ekstrem masih diperkirakan dapat berlangsung dalam kurun waktu satu minggu kedepan.

Aktivitas gelombang atmosfer tropis diprediksi tetap menjadi faktor utama dalam pembentukan hujan di sejumlah wilayah Indonesia.

Selama periode ini, Gelombang Equatorial Rossby diperkirakan akan aktif di beberapa wilayah seperti Sumatera, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Di saat yang sama, Gelombang Kelvin juga diperkirakan akan berpengaruh di wilayah Sulawesi bagian utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, serta Papua bagian selatan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved