Prakiraan Cuaca

BMKG Ingatkan Interaksi Gelombang Atmosfer Tropis dan Lemahnya Monsun Australia Picu Cuaca Ekstrem

BMKG ingatkan Interaksi Gelombang Atmosfer Tropis dan Lemahnya Monsun Australia picu cuaca ekstrem di Sejumlah Wilayah Indonesia.

Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Adiana Ahmad
Wide Open Eats
WASPADA CUACA EKSTREM - Ilustrasi cuaca ekstrem. BMKG Ingatkan Interaksi Gelombang Atmosfer Tropis dan Lemahnya Monsun Australia Picu Cuaca Ekstrem. 

Hal ini menyebabkan kondisi atmosfer di sebagian besar wilayah Indonesia bagian selatan masih lembab. 

Di beberapa wilayah dengan labilitas atmosfer yang kuat karena pemanasan permukaan, pertumbuhan awan – awan hujan dapat terjadi. 

Selain itu aktivitas gelombang atmosfer tropis lainnya masih mendominasi. 

Gelombang Rossby Ekuator aktif di Samudra Hindia barat daya Banten, sementara gelombang Kelvin diperkirakan memicu pertumbuhan awan hujan di wilayah Lampung, Selat Sunda, Banten, Laut Jawa, pesisir selatan Kalimantan, dan pesisir utara Jawa. 

Selain itu, gelombang frekuensi rendah yang bersifat persisten juga terpantau aktif di wilayah cukup luas, mulai dari Pulau Jawa, Kalimantan Selatan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, hingga Papua dan Laut Arafuru, yang mendukung peningkatan konveksi dan pertumbuhan awan hujan.

Di sisi lain, bibit siklon tropis 98W masih berada di sekitar Pulau Luzon dan tidak berdampak langsung terhadap wilayah Indonesia, namun sistem ini menyebabkan peningkatan kecepatan angin (low level jet) di wilayah Laut Cina Selatan dan Filipina utara.

Sementara itu, sirkulasi siklonik di Samudra Hindia barat Sumatera dan Samudera Pasifik utara Papua Nugini membentuk zona konvergensi dan konfluensi di sejumlah wilayah, termasuk Laut Jawa, Laut Flores, Sulawesi Tengah dan Tenggara, serta Maluku bagian utara, yang turut memperbesar peluang hujan sedang hingga lebat.

Peningkatan kecepatan angin hingga di atas 25 knot juga terpantau di beberapa wilayah perairan seperti Laut Andaman, selatan Jawa Barat, Laut Cina Selatan, dan selatan Papua Nugini, sehingga berpotensi menyebabkan gelombang tinggi, khususnya di laut lepas yang terbuka terhadap angin kencang. Di sisi daratan, labilitas lokal kuat terpantau di sejumlah wilayah seperti Lampung, Banten, Jawa, Bali, NTB, Sulawesi, Maluku, hingga Papua, mendukung pembentukan awan konvektif secara intensif. Dengan kondisi atmosfer yang masih aktif dan kompleks ini, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, petir, angin kencang, dan gelombang tinggi dalam beberapa hari ke depan.

Baca juga: BMKG Prediksi Angin Kencang Landa NTT Selama 1-3 Juli

Prospek Cuaca Sepekan ke Depan

Periode 4 – 6 Juli 2025

Cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Kep. Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua.

Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:

Siaga (Hujan lebat): Sulawesi Barat, Maluku, dan Papua Selatan.

Angin Kencang: Kep. Riau, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa 

Tenggara Timur, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Papua Barat, dan Papua Selatan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved