Prakiraan Cuaca
Dinamika Atmosfer Sepekan Ke Depan, BMKG Prediksi Hujan Signifikan di Selatan dan Timur Indonesia
Prospek Cuaca 1-7 Juli 2025, Dinamika Atmosfer Sepekan Ke Depan, BMKG Prediksi Hujan Signifikan di Selatan dan Timur Indonesia
Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) merilis Prospek Cuaca Sepekan ke depan, 1-7 Juli 2025.
BMKG menyebut Dinamika Atmosfer sepekan ke depan masih diwarnai hujan signifikan di Selatan dan Timur Indonesia.
Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan
Berdasarkan rilis resmi BMKG, dalam sepekan ke depan, wilayah Indonesia, khususnya bagian selatan dan timur, diperkirakan akan mengalami pertumbuhan awan yang cukup signifikan.
Hal ini terlihat dari prediksi anomali radiasi gelombang panjang atau Outgoing Longwave Radiation (OLR) yang menunjukkan nilai negatif, mencerminkan langit akan lebih banyak tertutup awan khususnya di wilayah Indonesia bagian selatan dan timur.
Baca juga: Cek Prakiraan Cuaca NTT Hari Ini, Selasa 1 Juli 2025: Mayoritas Berawan, Kecuali Alor dan Ngada
Kondisi ini dipicu oleh fenomena cuaca global, yakni Madden-Julian Oscillation (MJO) yang sedang aktif di wilayah Indonesia, khususnya di bagian timur.
Selain itu, gelombang atmosfer lain seperti Gelombang Rossby Ekuator juga terpantau aktif di Pulau Jawa dan Sulawesi bagian selatan.
Sementara Gelombang Kelvin diprediksi akan aktif di Aceh, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Utara, Sulawesi bagian utara, Maluku Utara, dan Papua Selatan.
Kombinasi dari semua faktor ini membuat potensi hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang masih tinggi di berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan.
BMKG juga memantau adanya sirkulasi siklonik yang diperkirakan di wilayah perairan barat daya Lampung dan Selat Karimata yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi), yang memanjang dari Selat Sunda hingga perairan barat daya Lampung, di Laut Jawa, dan di Selat Karimata.
Keberadaan sirkulasi ini turut membentuk daerah belokan dan pertemuan angin (konfluensi) yang memanjang di wilayah Laut China Selatan, dan Perairan utara Maluku Utara hingga Kep. Papua.
Selain itu, peningkatan kecepatan angin permukaan (>25 knot) terdeteksi di sejumlah wilayah perairan seperti Laut Cina Selatan, di perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara, di Sulawesi Utara, di Laut Maluku, di Laut Banda, dan di Laut Arafuru.
Kondisi ini perlu diwaspadai karena berpotensi memicu gelombang tinggi di laut, khususnya di perairan terbuka atau laut lepas, yang langsung terpapar angin kencang.
Dorongan udara kering dari belahan bumi selatan juga memperkuat ketidakstabilan atmosfer yang mendukung cuaca signifikan di beberapa wilayah Indonesia. Intrusi udara kering tersebut bergerak dari wilayah selatan, dan diprediksi akan melintasi wilayah perairan selatan Jawa.
Baca juga: Terobos Cuaca Ekstrem Pertamina Gandeng TNI AL Pastikan BBM Tiba di Pelosok Kepulauan
Kondisi ini mampu mengangkat uap air basah di depan batas intrusi menjadi lebih hangat dan lembab, sehingga memicu hujan lebat di bagian Jawa bag barat dan tengah pada pekan ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.