Flores Timur Terkini

Pekerja Migran Purna Unjuk Kebolehan Menganyam di Tenda Perpas XII Nusra Flotim

Sejumlah ibu-ibu pekerja migran Indonesia (PMI) purna yang sudah pulang ke Kabupaten Flores Timur (FLotim), Provinsi NTT,

POS KUPANG/PAUL KABELEN
UMKM - Ibu-ibu pekerja migran purna mengayam di tenda UMKM Perpas XII Regio Nusra di Larantuka, Flores Timur, NTT, Selasa (1/7). 

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Sejumlah ibu-ibu pekerja migran Indonesia (PMI) purna yang sudah pulang ke Kabupaten Flores Timur (FLotim), Provinsi NTT, kini sibuk mengayam irisan daun lontar untuk mengisi waktu luangnya. Kegiatan yang bisa meningkatkan ekonomi keluarga ini  dilakukan di tenda UMKM.

Pantauan Pos Kupang, Selasa (1/7), tenda UMKM yang ada di pelataran depan Patris Corde Rusun Unio Keuskupan Larantuka itu ramai dipenuhi oleh kerajinan tangan yang dihasilkan oleh ibu-ibu PMI purna.

Tenda itu merupakan tempat menginap delapan uskup dari seantero NTT yang akan mengikuti Pertemuan Pastoral atau Perpas XII Regio Gerejawi Nusra akan membahas isu soal migran dan perantau.

Yohana Koten (56), seorang penganyam yang pernah merantau secara ilegal di Malaysia, 26 tahun silam, mengaku gembira dengan Perpas XII yang membahas migran dan perantauan.

"Saya merantau tahun 1999, tidak sampai satu tahun saya putuskan pulang. Sekarang ini saya sibuk mengayam di kampung," katanya. 

Yohana dan rekan sejawat tergabung di dalam komunitas bernama KANA. Frasa yang berarti mengayam itu menghimpun kaum perempuan di Desa Wulublolong, Kecamatan Solor Timur, Pulau Solor.

UMKM - Ibu-ibu pekerja migran purna mengayam di tenda UMKM Perpas XII Regio Nusra di Larantuka, Flores Timur, NTT, Selasa (1/7).
UMKM - Ibu-ibu pekerja migran purna mengayam di tenda UMKM Perpas XII Regio Nusra di Larantuka, Flores Timur, NTT, Selasa (1/7). (POS KUPANG/PAUL KABELEN)

Sedari pagi, cerita Yuliana, buah tangan mereka laku dibeli peserta Perpas XII. Ia juga mengaku senang bisa melihat wajah pemimpin gereja di depan Rusun Unio.

Ditemani alunan musik rohani lewat sound system, Yohana tekun merajut irisan lontar menjadi topi, keneka, tas, dan nyiru. Mereka membanderol hasil karyanya mulai dari Rp 50 ribu sampai Rp 150 ribu.

"Kalau keneka itu tempat menyimpan makanan, bisa juga untuk menapis beras," kata Yuliana.

Selain pameran UMKM, ada juga stand Kawan PMI Flotim, yang dijaga oleh Noben da Silva, aktifis kemanusiaan asal Flotim.

Saat itu Noben sedang menempelkan gambar para PMI yang meninggal dunia. Ada juga foto pekerja yang berhasil selamat dan digagalkan saat hendak berangkat secara ilegal. 

"Saya mengapresiasi Perpas XII ini, gereja sungguh menaruh kepedulian terhadap para migran dan perantau," kata Noben.

Delapan uskup seantero Regio Gerejawi Nusra bersama delegasi tiba di Kota Larantuka, Ibu Kota Kabupaten Flotim, NTT, Selasa. (cbl)

 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved