Kota Kupang Terkini
Kisah Sukses Lucule Aksesoris: Berawal Dari Koleksi Pribadi Berkembang jadi Bisnis Rumah Tangga
Berawal Dari Koleksi Pribadi, Lucule Aksesoris berkembang jadi Bisnis Rumah Tangga dengan omset jutaan
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Maria Selfiani Baki Wukak
POS-KUPANG.COM,KUPANG -Ini kisah sukses perempuan bernama Yunia Maulani dengan brand aksesoris bernama Lucule.
Siapa sangka dari Koleksi Pribadi, Yunia Maulani berhasil membawa Lucule Aksesoris menjadi Bisnis Rumah Tangga dengan omset jutaan rupiah.
Berikut kisahnya.
Yunia Maulani menuturkan Lucule Aksesoris awalnya dari Koleksi Pribadai.
Hobinya itu ternyata membawanya ke dalam Bisnis Rumah Tangga dengan omset Jutaan Rupiah.
Baca juga: 40 Booth UMKM Meriahkan Sunday Market di Taman Nostalgia Kota Kupang NTT
"Berawal dari Koleksi Pribadi, beta (saya) bikin untuk pribadi akhirnya ada teman-teman yang berminat dan beta bikin ini jadi usaha,” kata Yunia Maulani saat menjelaskan terkait usaha yang dijalankan dalam bidang aksesoris dan kerajinan tangan kepada POS-KUPANG.COM beberapa waktu lalu.
Perempuan yang biasa disapa Lani ini menyampaikan bisnis aksesoris berbasis homemade dan buatan tangan ini dimulai dari tahun 2023 hingga kini.
Lani juga menyampaikan awal bisnis usahanya ia namakan dengan kata lucule.
“Jadi beta kasih nama lucule itu karena tiap kali ada yang datang tuh pasti bilang “ lucu le atau pung (punya) lucu lae (lagi), akhirnya memutuskan untuk nama usahanya itu,” kata Lani.
Lucule sendiri merupakan bisnis usaha lani yang bergerak di bidang aksesoris maupun kerajinan tangan khususnya keychan (gantungan handphone), cincin manik-manik, kalung atau gelang manik-manik, enamel pin, hingga pin yang terbuat dari tutup botol bekas kaca.
Ia menyampaikan berawal dari ia membuat pin ini akhirnya ia merambah ke produk-produk lain dan setiap produk yang ia pasarkan mempunyai peminatnya masing-masing.
Lani juga mengungkapkan terkait proses pembuatan produk yang ia miliki terutama pin, ia sendiri mulai mencari bahan utama hingga membuatnya dari sebuah pin yang indah dan menarik.
Baca juga: Kampanye Anti Sampah Plastik Meriahkan CFD Kota Kupang
“Biasanya beta mencari tutup botol itu dari rumah makan atau dengan bantuan kawan yang bersedia membantu, terus mulai untuk melakukan pembersihan dan bikin sketsa langsung di atas tutup botolnya sesuai dengan permintaan atau request yang masuk,” ungkapnya.
Lani sendiri menyampaikan terkadang ia mengalami kendala dalam proses pembuatan pin tersebut terutama untuk permukaan tutup botol yang tidak rata dan ia harus melakukan sesuatu agar permukaan tutup botol itu bisa menjadi rata dan bisa digambar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.