Resensi Buku

Resensi Buku: Menguak Tabir Menerjang Badai

Fakta lain menunjukkan litani panjang kerusakan lingkungan berkorelasi dengan produktivitas lahan terus berkurang karena gagal tanam dan gagal panen. 

|
Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO-KIRIMAN MARTHEN DUAN
Buku Menguak Tabir Menerjang Badai karya Marthen Duan. 

Mendorong inovasi dan pengembangan pengelolaan sumber daya alam, dan mendorong kajian lanjutan dan penelitian terkait pengelolaan sumber daya alam berbasis keatrifan lokal. 

Hidup Atoni Meto

Buku ini terdiri dari lima bab.  Prolog dari Pastor Gregor Neonbasu, SVD, Ph.D dengan perspektif antropologis – sosiologis menghantar masuk ke alam - hidup atoni meto.

Pengalaman  rohani yang spesisifik yang didukung dengan mengalami sendiri secara langsung sebagai anak tanah sukses   memberikan pencerahan dengan prolog  “Membangun persepsi atas karya manusia.” 

Sumber daya hutan  tanah dan air  sebagai bagian dari lingkungan sosial masyarakat  lokal tidak bisa terpisahkan dari globalisasi. 

Tuntutan  reformasi dengan otonomi daerah memantik Doktor Johan Kotan menukik  tajam dengan perspektif hukum tata negara.   

Sistem hukum dan aturan perundangan memungkinkan tata bangun kebijakan publik yang tidak boleh mengabaikan kearifan lokal seketika itu juga memperhitungkan nilai-nilai universal agar mampu bersaing dalam tuntutan masyarakat internasional. 

Demikian epilog bertajuk “Perumusan kebijakan publik berbasis  kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya alam hutan tanah dan air  berbasis kearifan lokal.” 

Bab I bagian Pendahuluan, menggambarkan latar belakang permasalahan, ruang lingkup,  maksud dan tujuan, metodologi dan sistimatika. 

Bab II Pengelolaan sumber daya alam hutan  tanah dan air tanggung jawab bersama. Mulai dari Atoni Meto  merangkai kata dan mengukir hidup dari keyakinan yang mempengaruhi cara pandang dan paktik hidup. 

Pada  saat bersamaan kekuasaan  negara  dengan kedudukan yuridis dan kebijakan pengelolaan  hutan tanah dan air mengisyaratkan jalan terjal menuju hak asasi manusia. 

Bab III  Simpang siur pengelolaan  hutan, tanah dan air, seakan di persimpangan jalan. 

Ke mana arah? Soal tanah dan reposisi militer  di batas negara memicu  reaksi perlawanan masyarakat sipil. 

Perlawanan verbal dalam bentuk deklarasi dan resolusi. Tradisi membuka kebun ladang baru memicu tokoh adat bernama Tobe diseret ke penjara melalui peradilan kontroversi. 

Aparatur bermuka dua bahkan menginisiasi pengambilan tanah rakyat kemudian  terjadi perlawanan terbuka dari rakyat. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved