Prakiraan Cuaca

BMKG Ingatkan Manggarai dan Manggarai Barat Waspada Cuaca Ekstrem Hari Ini, Senin 16 Juni 2025

BMKG ingatkan Manggarai dan Manggarai Timur waspada Cuaca Ekstrem Hari Ini, Senin 16 Juni 2025, cek info lengkapnya di sini.

Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Adiana Ahmad
pixabay.com
CUACA MANGGARAI DAN MANGGARAI TIMUR - Ilustrasi cuaca ekstrem. BMKG Ingatkan Manggarai dan Manggarai Barat Waspada Cuaca Ekstrem Hari Ini, Senin 16 Juni 2025. 

POS-KUPANG.COMBadan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang kembali mengeluarkan peringatan dini terkait Cuaca Manggrai dan Manggarai Timur Hari Ini Senin (16/6/2025). 

Dalam peringatan dini tersebut, BMKG mengingatkan Manggarai dan Manggarai Barat agar meawapadai cuaca ekstrem hari ini.

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang, cuaca ekstrem berupa hujan sedang disertai petir dan angin kencang masih terjadi di Wilayah NTT hari ini.

Karena itu BMKG mengimbau masyarakat yang ada di kedua Manggarai dan Manggarai Timur agar waspada terhadap cuaca ekstrem tersebut.

Masyarakat juga diimbau untuk waspada terhadap angin kencang yang dapat memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Wilayah NTT. 

Baca juga: Prakiraan Cuaca NTT Hari Ini Senin 16 Juni 2025: BMKG Ingatkan Cuaca Ekstrem Masih Terjadi

Analisis Cuaca BMKG El Tari Kupang

BMKG menjelaskan bahwa saat ini sebagian besar wilayah NTT telah memasuki awal musim kemarau, dengan angin monsoon timur yang mulai aktif. Namun, terpantau adanya daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di wilayah NTT.

Kondisi ini menyebabkan beberapa wilayah di Nusa Tenggara Timur berpotensi mengalami hujan sedang yang dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat.

Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai angin kencang yang sifatnya kering.

Angin kering ini memiliki potensi tinggi untuk menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah NTT.

Masyarakat diharapkan untuk terus memantau informasi cuaca terbaru dari BMKG melalui saluran resmi dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk menghindari dampak buruk dari kondisi cuaca tersebut.

Kemarau Basah, BMKG Imbau Petani di Manggarai Barat Adaptif

BMKG menyebut Wilayah Manggarai Barat mengalami musim kemarau basah pada tahun ini.

Karena itu, BMKG mengimbau Petani di Manggarai Barat Adaptif dan waspada hama dan penyakit tanaman.

Dikutip dari Antara Rabu (11/6/2025), Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Seran mengatakan, curah hujan yang masih tersedia pada awal musim kemarau ini dapat dimanfaatkan oleh petani untuk mempertahankan produksi pertanian.

Jika pengelolaan air dan drainase lahan tetap diperhatikan agar tidak menyebabkan genangan yang merusak tanaman.

Para petani juga diminta untuk mewaspadai meningkatnya risiko hama dan penyakit tanaman akibat kelembaban udara yang tinggi.

Baca juga: Prediksi Cuaca Maritim NTT Minggu 15 Juni 2025, BMKG: Gelombang Tinggi Masih Berpeluang Terjadi

"Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan penyuluh pertanian atau dinas pertanian setempat untuk menyesuaikan strategi tanam dengan kondisi iklim yang sedang berlangsung," katanya.

Ia menjelaskan musim kemarau 2025 yang sedang berlangsung saat ini di NTT termasuk di wilayah Manggarai Barat, memiliki karakter yang berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Meski sudah masuk musim kemarau, curah hujan di beberapa wilayah justru masih cukup tinggi dan fenomena ini disebut sebagai kemarau basah, dimana hujan masih terjadi tidak merata di beberapa wilayah.

Penyebab utama dari kondisi ini adalah suhu muka laut (SST) yang tetap hangat di wilayah Indonesia, bahkan diperkirakan bertahan hingga September. Suhu muka laut yang hangat ini meningkatkan penguapan dan pembentukan awan hujan, sehingga cuaca menjadi lebih lembap dan hujan lokal tetap terjadi di tengah musim kemarau.

Selain itu, lanjut dia, walaupun angin Monsun Australia yang sudah mulai aktif dan membawa massa udara kering dari selatan, berdasarkan pemantauan BMKG, kekuatannya masih lemah sehingga belum sepenuhnya mampu mendorong udara kering secara dominan ke wilayah selatan Indonesia.

"Akibatnya, uap air dari wilayah tropis masih tetap bertahan, memperpanjang periode hujan lokal di wilayah seperti NTT, termasuk Manggarai Barat," katanya.

Ia menambahkan kondisi kemarau di tahun ini juga diperkuat dengan adanya aktivitas gelombang atmosfer seperti MJO, Kelvin, Rossby, dan gelombang low-frequency yang memicu terbentuknya awan-awan konvektif penyebab hujan.

Kombinasi semua faktor ini menjadikan musim kemarau tahun ini tetap “basah” di banyak tempat.

"Masyarakat sebaiknya tidak terlena dengan istilah musim kemarau, karena cuaca masih sangat dinamis dan berpotensi menimbulkan risiko bencana hidrometeorologi walaupun mungkin di NTT kondisi bencana ini tidak seekstrem saat terjadi di musim hujan," katanya.

Baca juga: BMKG: Waspada Perubahan Cuaca Sepekan ke Depan, 13-19 Juni 2025, Sebut Hujan Masih Bertahan

Waspada Perubahan Cuaca Periode 16-19 Juni 2025

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) merilis Prospek Cuaca Mingguan Periode 16-19 Juni 2025. 

Dalam rilisnys BMKG kembali mengingatkan masyarakat bahwa hujan masih bertahan di beberapa Wilayah indonesia.

Karena itu, BMKG mengimbau masyarakat agar waspada Perubahan pada periode 16-19 Juni 2025.

Dalam analisisnya, BMKG menyebut bahwa persentase wilayah Indonesia yang sudah benar-benar memasuki musim kemarau baru mencapai 15 persen dari total ZOM.

Hal ini mengindikasikan masih tingginya kejadian hujan di tanah air dalam beberapa hari ke depan.

Di sisi lain, BMKG mendeteksi keberadaan Siklon Tropis Wutip di Laut China Selatan timur Vietnam yang cenderung menarik massa udara dan mengurangi potensi hujan di sejumlah wilayah Indonesia bagian barat. 

Meskipun secara umum potensi hujan berkurang, beberapa wilayah masih menunjukkan aktivitas hujan yang cukup signifikan akibat pengaruh sejumlah dinamika atmosfer yang masih aktif. 

Data pengamatan BMKG menunjukkan bahwa hujan dengan intensitas lebat hingga ekstrem masih terjadi di beberapa wilayah Indonesia.

Secara spasial, fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) teridentifikasi di Samudra Hindia barat Sumatra hingga wilayah daratan Sumatra bagian tengah, seperti Riau, Kep. Riau, dan Jambi.

Aktivitas gelombang ekuator juga terpantau signifikan mempengaruhi pola cuaca di wilayah Indonesia. 

Gelombang Rossby Ekuator aktif dari Samudra Hindia hingga Laut Filipina, Gelombang Kelvin terpantau dari barat daya Banten hingga Sulawesi bagian barat, dan gelombang Low Frequency juga persisten di wilayah selatan Indonesia seperti NTB, NTT, hingga Papua.

Faktor-faktor ini diperkuat oleh suhu muka laut (SST) yang hangat dengan nilai anomali –0.5°C hingga +2.3°C di sejumlah perairan Indonesia, sehingga meningkatkan massa uap air atmosfer. Intrusi udara kering dari selatan juga memperkuat ketidakstabilan atmosfer di sebagian wilayah Indonesia, khususnya di NTT, Maluku bagian selatan, dan Papua Selatan. Peningkatan kecepatan angin permukaan (>25 knot) di Laut Andaman, Laut Banda, Laut Jawa, dan Laut Arafura juga perlu diperhatikan, mengingat dampaknya yang mampu meningkatkan potensi gelombang laut tinggi sehingga dapat mempengaruhi aktivitas pelayaran dan kelautan.

Melihat kondisi atmosfer yang masih relatif dinamis, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi yang masih ada meskipun beberapa wilayah telah memasuki musim kemarau. BMKG terus menekankan pentingnya memantau informasi cuaca dari sumber resmi secara berkala dan mengambil langkah mitigasi yang diperlukan guna mengantisipasi serta mengurangi dampak risiko bencana hidrometeorologi di wilayah masing-masing.

Dinamika Atmosfer 16-19 Juni 2025

Dalam tiga hari ke depan, Indeks Monsun Australia diprakirakan menguat. Kondisi ini mengindikasikan peningkatan aliran massa udara kering dari Australia menuju wilayah Indonesia bagian selatan yang berpotensi menyebabkan berkurangnya curah hujan dan mendorong perluasan wilayah yang memasuki musim kemarau, khususnya di wilayah Jawa bagian selatan, Bali, Nusa Tenggara, dan sebagian Kalimantan bagian selatan.

Siklon Tropis Wutip yang berada di Laut China Selatan timur laut Vietnam dengan kecepatan angin maksimum 50 knot, tekanan udara minimum 985 mb, dan pergerakan ke arah utara–timur laut juga berkontribusi terhadap dinamika atmosfer di wilayah Indonesia. Sistem ini menyebabkan pertemuan angin (konfluensi) di wilayah Laut China Selatan tenggara Vietnam dan menarik massa udara di wilayah Indonesia bagian barat, sehingga mengurangi potensi hujan. Namun demikian, prediksi curah hujan dasarian untuk periode Juni I hingga Juni III 2025 menunjukkan bahwa sejumlah wilayah masih berpotensi mengalami curah hujan kategori tinggi hingga sangat tinggi (>150 mm/dasarian), terutama di sebagian wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat Daya, dan Papua Tengah.

Aktivitas dinamika atmosfer juga masih cukup signifikan. Kombinasi gelombang atmosfer seperti gelombang Kelvin, Rossby Ekuator, dan Low Frequency diprakirakan aktif secara bersamaan di beberapa wilayah, berkontribusi terhadap peningkatan potensi pembentukan awan konvektif dan hujan intensitas sedang hingga lebat, terutama pada siang hingga sore hari. Sementara itu, sirkulasi siklonik dan daerah konvergensi yang memanjang dari Sumatra hingga Papua serta konfluensi angin di sejumlah perairan Indonesia masih berkontribusi pada pertumbuhan awan hujan. Labilitas lokal kuat juga mendukung proses konvektif di banyak wilayah, mulai dari Sumatra, sebagian besar Kalimantan dan Sulawesi, hingga kawasan timur Indonesia, sehingga masih perlu diwaspadai potensi cuaca signifikan di sebagian wilayah indonesia.  Peningkatan kecepatan angin permukaan diprakirakan terjadi di beberapa wilayah perairan, diantaranya Laut Andaman, Samudra Hindia selatan Jawa, Laut Jawa, dan Laut Arafuru. Kondisi ini turut meningkatkan potensi gelombang tinggi, dengan ketinggian berkisar antara 2.5 hingga 4 meter.

Prospek Cuaca Periode 16 – 19 Juni 2025

Cuaca di Indonesia umumnya didominasi cerah berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua dan Papua Selatan.     

Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:

Siaga (Hujan lebat) : Papua Pegunungan.
Angin Kencang : NTB, NTT, Maluku dan Papua Selatan.
Prospek di atas merupakan kondisi secara umum. Untuk informasi cuaca lebih detail dapat diakses melalui website BMKG, aplikasi mobile infoBMKG dan sosial media @infoBMKG. 

Imbauan BMKG

Menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam beberapa waktu kedepan, BMKG mengimbau masyarakat untuk:

Menggunakan pelindung/tabir surya untuk menghindari paparan langsung sinar matahari.
Menjaga kecukupan cairan tubuh terutama bagi yang beraktivitas di luar ruangan saat siang hari supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan, dan dampak buruk lainnya.
Waspada terhadap kemungkinan hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir.
Menjauhi wilayah terbuka ketika terjadi hujan yang disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai angin kencang.
Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja.
Memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web http://www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG.
Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved