Flores Timur Terkini
Cerita Tunanetra di Flores Timur, Bermusik Pakai Insting Bukan Mata
18 tahun silam, lagu yang Charles nyanyikan dengan judul "Di Tengah Arus Pencobaan" itu tersebar cukup luas di wilayah Flores Timur.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Teras rumah yang dulu ramai kini tampak sepi, Jumat (13/6/2025).
Sebelum datang bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Charles Bukan (46), kerap meramaikan suasana kampung dengan kepiawaiannya bermain organ.
Rumah pria difabel tunanetra itu berada di Desa Nobo, Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur.
Lantaran berada di zona bahaya, kampung yang punya potensi ikan dan pasir itu berubah sepi bak tak berpenghuni. Warganya telah mengungsi.
Meski tak bisa melihat dengan kedua bola mata, namun Charles tetap lihai bermain organ dan gitar.
Baca juga: Lumpur Gunung Lewotobi Genangi Rumah Melalui Atap Bocor di Wulanggitang dan Ile Bura
Bakat luar biasa ini melekat sejak ia dilahirkan pada 19 April 1979 silam oleh pasangan Mateus Bukan dan Sesilia Temu.
Charles beraktivitas dengan mengandalkan insting dan indera pendengar. Kedua cara inilah yang menggerakkan kaki dan tangannya untuk melakukan sesuatu.
Saat bermain organ, Charles memaksimalkan instingnya. Jemarinya lalu bergerak, menyentuh tools organ. Suaranya juga syahdu. Pada tahun 2007, Charles merekam album dan hingga saat ini masih terpampang di youtube.
"Saat bermain musik, saya lebih mengandalkan insting, bukan mata. Orang normal tentu akan mengerahkan semua inderanya itu, tetapi tidak bagi kami yang terbatas ini," katanya sembari menyeruput kopi dan menarik sebatang rokok.
Jasa Charles sering dihargai cuan saat acara pesta. Dia senang bisa menghibur orang meski tak bisa melihat gurat senyum para undangan.
18 tahun silam, lagu yang Charles nyanyikan dengan judul "Di Tengah Arus Pencobaan" itu tersebar cukup luas di wilayah Flores Timur.
Charles mengajak orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik untuk tidak putus asa. Sebab karya yang hebat dan menghibur bukan hanya milik orang normal.
"Maksimalkan potensi yang Tuhan tanamkan dalam diri kita ini," tuturnya.
Pilih Relokasi MandiriI
Charles bakal menempati rumah baru yang dibangun Pemerintah di Waidoko, Kecamatan Ile Bura. Rumah tipe riska berukuran 6x6 meter akan ditempati Charles bersama istri dan satu orang anak.
Charles sedari awal konsisten memilih relokasi mandiri ketimbang direlokasi terpusat. Pria 46 tahun itu tak bisa jauh dari rumah peninggalan orang tuanya yang telah meninggal, Matheus Bukan (ayah) dan Sesilia Temu (ibu).
"Kalau relokasi terpusat kan lokasinya jauh dan memakan waktu lama. Saya siapkan lahan sendiri untuk dibangun rumah. Saya tidak bisa jauh dari Lewotanah (kampung halaman), apa lagi rumah ini," katanya, Jumat, 13 Juni 2025 siang.
Charles menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah melalui BNPB RI, Pemda Flores Timur, serta pihak-pihak yang punya andil dalam pembangunan rumah untuknya.
"Terima kasih banyak atas kepedulian untuk saya dan keluarga. Semoga secepatnya kami bisa tinggal di rumah yang aman dan nyaman itu," ucapnya. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.