Provinsi NTT

Menteri Trenggono Dijuluki Pangeran Laut oleh Orang Rote 

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mendapat julukan istimewa dari masyarakat Kabupaten Rote Ndao.

POS-KUPANG.COM/MARIO TETI
BERI PIAGAM - Bupati Rote Ndao, Paulus Henuk saat berikan piagam penghargaan kepada Menteri Sakti Wahyu Trenggono disaksikan Gubernur NTT, Melki Laka Lena dan DPR RI, Usman Husin. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Mario Giovani Teti

 

POS-KUPANG.COM, BA'A - Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mendapat julukan istimewa dari masyarakat Kabupaten Rote Ndao. Ia dijuluki Manek Mana Nale Tasik yang berarti Pangeran Laut yang Membawa Berkah dari Laut.

Bupati Rote Ndao Paulus Henuk menyematkan langsung julukan itu kepada Menteri Trenggono saat acara peluncuran pembangunan Kawasan Sentra Kndustri Garam Nasional (K-SIGN) di Desa Matasio, Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi NTT. Selasa, (3/6/2025).

"Izinkan kami sebentar, Bapak. Kami akan nobatkan bapak (Trenggono), dengan bahasa adat yang kami sebut Manek Mana Nale Tasik," tutur Paulus.

Dia menerangkan, makna gelar itu sebagai bentuk penghormatan dan harapan besar dari masyarakat pesisir Rote Ndao terhadap komitmen pemerintah pusat, khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam membangun sektor kelautan di wilayah mereka.

"Manek Mana Nale Tasik artinya seorang penguasa laut atau seorang pangeran laut yang membawa berkah dari laut untuk kami masyarakat Rote Ndao," ungkap Paulus.

Dikatakan lebih lanjut, gelar adat itu tidak datang begitu saja, melainkan karena KKP di bawah kepemimpinan Trenggono telah memberi harapan besar pada pembangunan kawasan industri garam nasional di Rote Ndao. 

Kendati, Paulus menyatakan komitmennya untuk menjaga dan mengawal penuh proyek itu.

"Oleh karena itu KKP selayaknya dan sepantasnya kami sematkan gelar adat ini dan kami akan pastikan untuk tempat ini kami kawal, kami jaga untuk bisa menjadi kawasan industri garam nasional dan penyerapan tenaga kerja yang lebih kurang 26.000 orang," ujar Paulus.

Pembangunan industri garam skala nasional di wilayah Rote diyakini bisa menjadi jalan keluar dari berbagai persoalan sosial yang masih menghantui daerah tersebut, termasuk kemiskinan ekstrem dan stunting.

"Kami percaya bahwa masyarakat Rote Ndao banyak yang akan keluar dari garis kemiskinan. Stunting kami pada 2023 masih ada di angka 29,8 persen, tahun lalu sudah turun ke 32 persen dan akan semakin turun lagi, Bapak. Saya yakin akan semakin turun lagi kemiskinan ekstrem, kemiskinan akan semakin turun. Ini luar biasa," lugas Paulus.

"NTT sekarang kepanjangannya Nanti Trenggono Tolong," singkat Paulus berseloroh saat memberikan piagam penghargaan kepada Menteri Trenggono. (rio)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved