Timor Tengah Utara Terkini
Bangunan Perpustakaan SMP Satap Negeri Noebesi Belum Diperbaiki Sejak Dihantam Bencana Badai Seroja
Bangunan Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Satu Atap (Satap) Negeri Noebesi di Desa Noepesu belum diperbaiki sejak dihantam badai seroja.
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Apolonia Matilde
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Bangunan Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Satu Atap (Satap) Negeri Noebesi di Desa Noepesu, Kecamatan Miomaffo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), tak kunjung diperbaiki.
Bangunan perpustakaan tersebut rusak berat dilanda longsor saat Bencana Badai Seroja pada tahun 2021 lalu.
Pantauan POS-KUPANG.COM, Kamis, 29 Mei 2025, sebanyak lima ruangan permanen SMP Satap Negeri Noebesi masih berdiri kokoh.
Sedangkan, dua ruangan lainnya merupakan ruangan sederhana.
Lima ruangan yang dimanfaatkan untuk ruang kepala sekolah, ruang guru dan tiga ruang kelas ini merupakan bangunan permanen.
Satu ruangan lainnya yang sebelumnya adalah ruang perpustakaan kini tinggal kenangan. Lantai dan dinding bangunan ini terdampak longsor.
Sisa-sisa bangunan yang roboh akibat longsor ini jatuh ke lokasi tanah longsor. Tersisa beberapa puing bangunan yang masih tergeletak di sisa lantai yang menggantung.
Tampak di halaman bangunan tersebut, rekahan tanah terbentang mengancam. Terlihat tanah di sekitar bangunan sekolah ini tampak labil. Beberapa rekahan terlihat nyata mengancam di halaman sekolah itu.
Satu buah tiang ruangan kelas tampak miring dengan kondisi menggantung dan nyaris jatuh. Kondisi ini sangat memprihatinkan.
Kepala Sekolah SMP Satap Negeri Noebesi, Drs. Marianus Fernandes, mengatakan, ruang perpustakaan sekolah ini rusak dilanda longsor saat Bencana Badai Seroja pada tahun 2021. Saat itu yang bersangkutan belum bertugas di sekolah ini.
Sekolah tersebut dibangun di atas jalur tanah labil. Tim dari BPBD Kabupaten TTU sempat turun ke lokasi dan meninjau kondisi bangunan ini setelah dilanda longsor.
"Mereka datang survei dan monitoring tetapi tidak ada kelanjutan sentuhan korban Seroja ini," ungkapnya.
Pada waktu itu, tidak dilakukan upaya jemput bola lantaran ada kasus Tipikor yang menjerat Kepala BPBD. Setelah ditugaskan di sekolah tersebut pada tahun 2022 lalu, Marianus menerima informasi bahwa ada beberapa OPD yang turun melakukan survei pada waktu itu.
Selain bangunan ruang perpustakaan, halaman sekolah tersebut terancam longsor. Pasalnya terdapat beberapa rekahan beberapa meter yang terjadi di halaman sekolah ini.
Ia mengaku khawatir ketika hujan lebat mengguyur wilayah itu saat proses pembelajaran sedang berlangsung di dalam kelas. Sisa dari bangunan perpustakaan yang longsor tersebut saat ini digunakan sebagai ruang guru dan ruang kepala sekolah.
Sementara tiga bangunan ruang kelas permanen lainnya dimanfaatkan sebagai ruangan belajar siswa-siswi. Karena kekurangan ruangan kelas, orang tua siswa membangun secara swadaya dua ruangan sederhana untuk proses belajar-mengajar.
"Jadi ada lima ruang kelas, tiga ruangan permanen dan dua ruangan darurat untuk siswa-siswi melaksanakan proses pembelajaran," ujarnya.
Marianus berharap, fasilitas umum milik SMP SATAP Negeri Noebesi yang terdampak longsor bisa segera dibangun agar siswa-siswi bisa mengikuti proses belajar mengajar dengan aman dan nyaman. (bbr)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.