SNBT 2025
Modus Baru Kecurangan SNBT 2025, Kartu Ujian Palsu Dibuat Pakai AI
Ragam praktik kecurangan ditemukan dalam SNBT untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) 2025
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Ragam praktik kecurangan ditemukan dalam Seleksi Nasional Berbasis Tes ( SNBT ) untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) 2025. Setidaknya ada 50 peserta melakukan kecurangan serta 10 orang joki dalam enam hari pelaksanaan ujian.
Seperti tahun-tahun sebelumnya modus kecurangan yang terjadi beragam. Mulai dari pemasangan alat bantu seperti pemasangan kamera di kacamata, mikrofon dan pengeras suara di alat bantu dengar, hingga penggunaan perangkat lunak melalui aplikasi rekaman layar hingga penggunaan aplikasi pengendali jarak jauh atau remote desktop di komputer yang digunakan oleh para peserta.
Namun demikian, ada modus kecurangan baru yang ditemukan dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes ( UTBK-SNBT ) 2025.
Modus baru itu yakni ditemukannya peserta ujian membuat kartu ujian dengan memanfaatkan Artificial Intelligence (AI).
Ketua Umum Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 Eduart Wolok menyebut penggunaan AI itu menjadi modus kecurangan terbaru dalam pelaksanaan SNBT. Rekayasa AI itu digunakan untuk melakukan kamuflase perubahan kartu peserta yang akan mengikuti ujian SNBT 2025.
Baca juga: Undana Evaluasi SNBT UTBK 2025, Gubernur NTT: Seleksi Masuk PT Kini Lebih Adil dan Profesional
"Kalau modus paling baru itu kan dengan menggunakan rekayasa AI, dengan mengamuflase dari mulai kartu peserta dan sebagainya," kata Eduart di Kantor Kemendiktisaintek, Jakarta, Selasa (27/5).
Eduart menjelaskan kamuflase kartu menggunakan rekayasa AI itu bertujuan agar peserta bisa mengubah lokasi ujian yang tertera dalam kartu. Namun kata dia, rekayasa AI tidak efektif lantaran setiap kartu SNBT 2025 telah dibubuhi kode batang (barcode) hingga penomoran tertentu yang unik.
“Di kartu peserta itu memiliki barcode. Jadi ketika kita melakukan deteksi dan ternyata barcode serta kartunya tidak sesuai, maka akan langsung ketahuan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Eduart menjelaskan bahwa setiap pusat UTBK memiliki kode khusus yang tertanam dalam sistem. Panitia bisa mengetahui bila seorang peserta mencoba memalsukan lokasi ujian yang tertera di kartu.
"Jadi misalnya ada peserta menyampaikan kartunya bahwasanya dia ujian di pusat UTBK A gitu. Dia tidak sadar bahwasanya kita memiliki kode, baik di penomoran maupun barcode itu," tutur Eduart.
"Yang ternyata menyatakan bahwasanya dia tidak ada di pusat A, tetapi di pusat lainnya gitu. Jadi ini bentuk-bentuk dari standar operasional kita untuk melakukan mitigasi terhadap kecurangan," sambungnya.
Baca juga: Cek Link Pengumuman UTBK SNBT 2025, Skor Bisa untuk Daftar Sekolah Kedinasan
Di sisi lain, Eduart mengaku belum mengetahui jumlah perputaran uang dari bisnis haram kecurangan UTBK-SNBT 2025 ini. Namun, ia menyebut tarif jasa bantuan kecurangan SNBT 2025 yang dipatok untuk program studi favorit mencapai angka ratusan juta rupiah. "Satu kursi, bisa mencapai ratusan juta [rupiah]," ujar dia.
Eduart mengaku belum dapat merinci mayoritas universitas mana saja yang menjadi tujuan para peserta yang mengikuti SNBT/UTBK secara curang. Namun, ia mengaku tengah mengidentifikasi pola-pola kecurangan yang dilakukan oleh para peserta untuk masuk ke perguruan tinggi negeri ini.
"Sampai saat ini apakah hampir di setiap kampus, kita belum melihat. Tetapi memang banyak kampus yang menjadi tujuan dari proses kecurangan itu. Mayoritas ada di kedokteran. Mayoritas memilih prodi kedokteran," sambungnya.
Sementara terkait dengan mahasiswa aktif yang terbukti melakukan kecurangan saat menjadi peserta UTBK SNBT, kata Eduart, pihaknya telah mengantongi informasi dari sejumlah universitas. Ihwal jumlah dan nama, dia mengaku belum bisa memastikan karena hanya sebatas pelaporan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.