NTT Terkini

Kebun Gizi PLN Ampuh Turunkan Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Semau

Program ini tak hanya menyasar perbaikan gizi anak-anak, tetapi juga memberdayakan para orang tua untuk lebih mandiri dan produktif.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO
GIZI BURUK - PLN menggagas kebun gizi sebagai solusi untuk mengatasi persoalan gizi buruk dan memperkuat ketahanan ekonomi keluarga di Pulau Semau, khususnya di Desa Huilelot, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang. 

Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Tari Rahmaniar Ismail

POS-KUPANG.COM, KUPANG -- Upaya menekan angka stunting dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat terus dilakukan oleh berbagai pihak, salah satunya oleh PLN Unit Induk Wilayah (UWI) Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Melalui program Bersama Sehatkan Anak Semau (BERNAS), PLN menggagas kebun gizi sebagai solusi untuk mengatasi persoalan gizi buruk dan memperkuat ketahanan ekonomi keluarga di Pulau Semau, khususnya di Desa Huilelot, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang.

Program BERNAS merupakan bentuk nyata dukungan PLN terhadap upaya pemerintah dalam menurunkan angka stunting dan menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan mandiri secara ekonomi. Salah satu pilar utama program ini adalah pendirian Kebun Gizi sebuah inisiatif yang memadukan aspek pertanian rumah tangga dan pemberdayaan ekonomi berbasis keluarga.

Melalui program ini, sebanyak 88 kepala keluarga di Desa Huilelot menjadi sasaran utama pendampingan.

Mereka dibina untuk memanfaatkan lahan kosong di sekitar rumah menjadi kebun sayur dan kolam ikan yang produktif. 

Baca juga: PLN Bantu UMKM di Semau, Cendana Wangi Raup Rp 300 Ribu per Hari dari Kebun Sendiri

Hasilnya, telah terbentuk 26 kebun sayur perorangan, 2 kebun sayur kelompok, serta 183 bedengan untuk berbagai jenis tanaman sayur yang dapat dikonsumsi langsung maupun dijual. Tak hanya itu, masyarakat juga membudidayakan ikan lele melalui 33 kolam yang hasilnya telah digunakan untuk konsumsi rumah tangga dan dijual sebagai tambahan penghasilan.

Inisiatif ini dirasakan langsung dampaknya oleh warga, salah satunya Bermodesta Sai. Ia bersama dua kepala keluarga lainnya mengelola lahan kosong menjadi kebun gizi yang produktif. 

“Kami makan dari hasil kebun dan ada juga yang kami jual di lapak Bernas. Sehari bisa dapat Rp 100.000 sampai Rp 200.000. Harga jual sayur antara Rp 5.000 hingga Rp 10.000,” ujarnya kepada POS-KUPANG.COM dilapak Bernas pada Selasa (27/5).

Program ini tak hanya menyasar perbaikan gizi anak-anak, tetapi juga memberdayakan para orang tua untuk lebih mandiri dan produktif.

Salah satu cerita inspiratif datang dari Deli Leokuna, seorang ibu yang anaknya mengalami stunting sejak lahir karena keterbatasan ekonomi.

 Meski dalam kondisi sulit, ia dan suaminya tak menyerah. Melalui program BERNAS, mereka mendapatkan bantuan pangan berupa beras dan telur setiap bulan serta pendampingan untuk menanam sayur di pekarangan rumah.

Baca juga: PLN NTT Kunjungi Pulau Semau, Tinjau PLTD, PLTS dan Program TJSL di Desa Huilelot

“Anak kami sudah tidak stunting. Kami sangat bersyukur karena dibina dan diberi perhatian oleh PLN. Tidak hanya bantuan makanan, kami juga dibimbing untuk menanam sayur sendiri agar bisa mencukupi kebutuhan gizi keluarga,” ungkap Deli dengan haru kepada Media. 

Kisah sukses lain datang dari seorang ibu yang putrinya bernama Aurelia. Ia mengaku kondisi kesehatan anaknya jauh lebih baik setelah mengikuti program ini. 

“Dulu berat badan Aurelia hanya 8 sampai 9 kilogram. Tapi sekarang sudah naik jadi 11 kilogram. Ini semua berkat adanya Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan kebun gizi yang membantu kami memenuhi kebutuhan gizi anak,” tuturnya.

Program BERNAS dengan kebun gizi ini telah membuka kesadaran masyarakat akan potensi pertanian lokal yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga sekaligus membuka peluang ekonomi baru. 

Pendampingan yang dilakukan  tidak hanya bersifat teknis, tapi juga membangun semangat dan kemandirian warga.

PLN  menegaskan komitmennya untuk terus hadir di tengah masyarakat melalui program-program pemberdayaan yang berkelanjutan. Keberhasilan di Desa Huilelot menjadi bukti bahwa dengan kolaborasi yang tepat, masalah stunting dan kemiskinan dapat diatasi secara simultan.

Program ini bukan hanya memberi harapan, tetapi juga menunjukkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah-langkah kecil yang konsisten seperti menanam sayur di pekarangan rumah dan membudidayakan ikan di kolam kecil.

Dengan semangat gotong royong dan pendampingan yang intensif, masyarakat Desa Huilelot kini menatap masa depan dengan lebih optimis: anak-anak mereka tumbuh sehat, dan kehidupan ekonomi keluarga semakin membaik. (iar) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved