Nasional Terkini

Monash University Indonesia Luncurkan Program Master of Sustainability di Sustainability Forum 2025

Namun, pasokan talenta hijau di Indonesia saat ini belum mampu memenuhi permintaan yang terus meningkat.

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/HO
FORUM - Pembukaan Sustainability Forum 2025 yang digelar di kampus Monash University, Indonesia. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menjembatani kesenjangan talenta (talent gap) di sektor keberlanjutan, khususnya di bidang energi, konstruksi, pertanian, dan keuangan.

Dengan target nasional mencapai emisi karbon nol bersih (net zero) pada 2060, Indonesia membutuhkan tenaga profesional yang terampil dan berpengetahuan luas. Namun, pasokan talenta hijau di Indonesia saat ini belum mampu memenuhi permintaan yang terus meningkat.

Menurut Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA), sektor energi terbarukan di Indonesia berpotensi menciptakan 400.000 pekerjaan baru pada tahun 2030.

Namun, laporan LinkedIn menunjukkan bahwa antara tahun 2023-2024, permintaan terhadap talenta hijau meningkat sebesar 11,6 persen, sementara pasokannya hanya tumbuh sebesar 5,6 % . Ketimpangan yang semakin melebar ini membutuhkan langkah cepat dan strategis. 

Peralihan menuju keberlanjutan, yang didorong oleh Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), target iklim global, dan komitmen net zero menuntut kolaborasi erat antara pemerintah, industri, dan penyedia pendidikan.

Jika tidak ditangani, tantangan ini dapat menghambat kemampuan Indonesia untuk melaksanakan aksi iklim dan kebijakan pembangunan berkelanjutan secara efektif.

Menanggapi tantangan tersebut, Direktur Jenderal Energi Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Eniya Listiyani Dewi, menegaskan bahwa energi terbarukan adalah inti dari transisi energi Indonesia.

Ia juga menyoroti kesenjangan antara pendidikan vokasi dan kebutuhan industri, khususnya di bidang teknis. 

"Transisi energi bukan hanya tentang mengganti sumber energi, tetapi juga menciptakan peluang kerja yang inklusif dan berkelanjutan bagi generasi muda. Untuk itu, upaya upskilling dan perluasan akses pendidikan vokasi menjadi langkah strategis. Langkah ini penting agar generasi muda dapat berperan aktif sebagai penggerak menuju masa depan yang lebih berkelanjutan," jelas Eniya Listiyani Dewi.

Pernyataan ini disampaikan Eniya dalam pembukaan Sustainability Forum 2025 yang digelar di kampus Monash University, Indonesia. Acara tersebut mempertemukan lebih dari 300 pemimpin lintas sektor untuk mencari solusi atas isu-isu mendesak seperti mitigasi perubahan iklim, pembiayaan berkelanjutan, penciptaan lapangan kerja hijau, dan kebijakan keberlanjutan. 

Sejumlah pembicara ternama yang hadir termasuk Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi; Ekonom Senior Bank Dunia, David Kaczan; dan Deputy Director of Monash Sustainable Development Institute, Dr. Annette Bos.

Monash University, Indonesia mendukung penuh forum ini dengan meluncurkan program Master of Sustainability, sebagai bagian penting dari komitmen strategisnya terhadap keberlanjutan.

Program yang akan dimulai pada tahun ajaran 2025/2026 ini dirancang untuk mencetak tenaga profesional yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga pemahaman mendalam tentang kebijakan dan bisnis keberlanjutan.

Inisiatif ini menjadi bukti nyata komitmen Monash dalam membentuk masa depan tenaga kerja hijau di Indonesia.

Profesor Matthew Nicholson, Pro-Vice Chancellor & President Monash University, Indonesia, mengatakan, "Indonesia berada di garis depan transisi keberlanjutan global, namun keberhasilannya bergantung pada kemampuan kita untuk membangun tenaga kerja terampil yang dapat mendorong perubahan."

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved