NTT Terkini
Jangan Tunggu Komando: Ana Waha Kolin Minta Pejabat Baru Eselon 2 Siap Jemput Bola Bangun NTT
Anggota DPRD Nusa Tenggara Timur (NTT), Ana Waha Kolin, menegaskan, 17 pejabat eselon 2 yang akan dilantik oleh Gubernur NTT harus jemput bola.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tari Rahmaniar Ismail
POS-KUPANG.COM , KUPANG - Anggota DPRD Nusa Tenggara Timur (NTT), Ana Waha Kolin, menegaskan, 17 pejabat eselon 2 yang akan dilantik oleh Gubernur NTT harus langsung siap bekerja tanpa menunggu perintah.
Ia menekankan, pentingnya sikap proaktif dan inovatif dalam menjalankan tugas, demi mendukung program unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT dalam semangat "Ayo Bangun NTT."
“Kalau sudah dilantik, maka harus ready dan siap bekerja membantu Gubernur dan Wakil Gubernur. Tidak perlu menunggu komando,” tegas Ana saat diwawancarai POS KUPANG.COM, Selasa (19/5/2025).
Menurutnya, pejabat eselon 2 seperti Kadis, Kaban, Karo, dan Sekwan harus memiliki karakter kuat dan strategi yang mumpuni dalam menunjang berbagai program pembangunan.
Ia berharap pejabat mampu mengelola pemerintahan dengan penuh inisiatif serta menciptakan inovasi-inovasi brilian dan gagasan empirik.
“Harus ada sistem jemput bola, bukan menunggu instruksi. Mereka harus menjadi sosok yang kaya arti dan fungsi, apalagi dalam membangun ekonomi masyarakat desa lewat program one village one product, terlebih di tengah efisiensi pembiayaan,” ujarnya.
Ana juga menyoroti pentingnya pejabat fokus pada program unggulan yang sudah terstruktur dalam kerangka hasta cita, serta memastikan realisasinya sejalan dengan visi besar pemerintah provinsi.
Tak hanya soal birokrasi, ia juga memberi perhatian khusus pada isu sosial, khususnya kekerasan terhadap perempuan dan anak. Ia mengusulkan agar siskamling dihidupkan kembali di setiap desa dan kelurahan sebagai bagian dari sistem pencegahan.
“Kerja sama dengan tokoh agama dan masyarakat penting untuk meminimalisir dan menangani korban kekerasan. Kita juga harus sosialisasikan bahwa pelapor KDRT adalah pahlawan. Selama ini, masyarakat masih takut melapor,” jelasnya.
Ana menyarankan agar edukasi tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) digencarkan dalam setiap kegiatan masyarakat, termasuk di Posyandu, agar pemahaman bisa ditanamkan sejak dini.
Dengan pelantikan pejabat baru ini, Ana berharap ada semangat baru dalam tubuh birokrasi NTT, yang tidak hanya menjalankan tugas administratif, tetapi juga menjadi agen perubahan bagi kemajuan daerah.
Sedangkan untuk program prioritas terkait pengurangan kekerasan terhadap perempuan dan anak saya mengusulkan agar hidupkan siskamling di setiap desa/kelurahan, kerja sama dengan tokohagama dan tokoh masyarakat dalam meminimalisir korban kekerasan dan penanganan korban kekerasan.
Ana berharap ada semangat baru dalam tubuh birokrasi NTT, yang tidak hanya menjalankan tugas administratif, tetapi juga menjadi agen perubahan bagi kemajuan daerah. (iar)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.