NTT Terkini

Gubernur NTT Melki Laka Lena Sebut Rabies Bisa Rusak Reputasi Suatu Wilayah 

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena menyebut isu rabies bisa merusak reputasi suatu wilayah. 

|
Penulis: Irfan Hoi | Editor: OMDSMY Novemy Leo
POS KUPANG/IRFAN HOI
JAAN - JAAN Domestio & Humane World for Animals "United Against Rabies: Together for Animal Welfare Program in Indonesia's NTT, dalam acara United for NTT Against Ralbies Through Animal Welfare Focus Group Discussion,  Kamis (15/5/2025) di Hotel Harper Kupang. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG  - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena menyebut isu rabies bisa merusak reputasi suatu wilayah. 

Pada pembukaan, Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “United Against Rabies: Together for Animal Welfare”, Kamis (15/5/2025) di Hotel Harper Kupang, Melki juga meminta dukungan dari masyarakat agar membantu pencegahan dan penanggulangan. 

Adapun FGD itu merupakan bagian dari Program Rabics and Animal Welfare Provinsi NTT (RAW NTT) yang diselenggarakan oleh JAAN Domestic Indonesia Foundation.

FGD ini diselenggarakan atas kerja sama lintas lembaga antara Kementerian Pertanian RI (Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan), Pemerintah Provinsi NTT (Dinas Peternakan), Universitas Nusa Cendana (Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan), serta organisasi pelindung satwa Natha Satwa Nusantara.

Melki Laka Lena menegaskan bahwa rabies bukan semata masalah kesehatan, tetapi juga menyangkut citra dan masa depan pembangunan NTT, khususnya sektor pariwisata.

Baca juga: Gigitan Hewan Penular Rabies di TTU Capai 446 Kasus di Tahun 2025

“Kalau rabies masih merebak, orang takut datang ke NTT meski kita punya keindahan dan potensi pariwisata yang luar biasa. Ini soal komunikasi, edukasi, dan kolaborasi total,” kata Melki Laka Lena .

Sejak pertama kali terdeteksi di Flores Timur pada 1997, rabies telah menelan ratusan korban jiwa. Data menunjukkan, terdapat 35 korban meninggal pada 2023, meningkat menjadi 46 korban pada 2024, dan per April 2025 sudah tercatat 10 orang meninggal akibat gigitan anjing rabies.

Waketum DPP Golkar itu juga mengingatkan bahwa Pulau Timor yang sempat bebas rabies kini telah terdampak sejak munculnya kasus kematian di Kabupaten TTS pada Mei 2023. 

“Rabies sudah menyebar ke seluruh wilayah Timor dan bahkan menelan korban di Timor Leste,” kata Melki Laka Lena .

Pemerintah Provinsi NTT, lanjutnya, telah menerbitkan sejumlah regulasi, termasuk Peraturan Gubernur tentang Penanggulangan Rabies, yang menekankan pentingnya partisipasi masyarakat. 

“Sebagus apa pun regulasi, tanpa dukungan masyarakat tidak akan efektif,” kata Melki Laka Lena

Melki Laka Lena  menyoroti keberhasilan Provinsi Bali dalam menekan angka kematian akibat rabies meski jumlah kasus gigitan cukup tinggi.

Melki mengapresiasi pembentukan Tim Siaga Rabies (Tisira) di desa-desa Bali, serta mendorong replikasi program Kasira (Kader Siaga Rabies) yang telah berjalan di TTS dan Belu agar diperluas ke seluruh wilayah NTT.

“Isu rabies sangat krusial, apalagi Labuan Bajo adalah destinasi super prioritas. Satu kasus rabies bisa merusak reputasi pariwisata kita,” kata Melki Laka Lena .

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved