NTT Terkini

Seminar Nasional Vista VI, Prodi Arsitektur Unwira Kupang Bahas Arsitektur Lintas Budaya

Prodi Arsitektur, Unwira Kupang menggelar Seminar Nasional Vista VI dengan tema Arsitektur Lintas Budaya, Rabu (14/5/2025).

Penulis: Ray Rebon | Editor: Apolonia Matilde
POS-KUPANG.COM/HO
SEMINAR NASIONAL - Rektor Unwira dan Ketua Prodi Arsitektur bersama narasumber dalam seminar nasional Vista VI. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon

 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Program Studi (Prodi) Arsitektur, Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang kembali menggelar Seminar Nasional Vista VI, Rabu (14/5) dengan tema "Arsitektur Lintas Budaya". 

Acara ini berlangsung di Lantai IV Gedung Rektorat Unwira Kupang dan dibuka secara resmi oleh Rektor Unwira, Pater Dr. Philipus Tule, SVD.

Seminar yang diadakan setiap tahun ini menghadirkan empat pembicara terkemuka dalam dunia arsitektur. Tiga di antaranya adalah guru besar yang kompeten di bidangnya, yaitu Prof. Pilipus Jeraman, Kepala Laboratorium Studio dan Riset Arsitektur Vernakular NTT,  Prof. Ignatius Bambang Sugiharto, Guru Besar Bidang Ilmu Filsafat Kebudayaan dan Paradigma Postmodernisme, Prof. Purnama Salura, Guru Besar Makna Budaya dalam Arsitektur, dan Andra Matin, Founder Andra Matin Architects.

Dalam sambutannya, Ketua Program Studi Arsitektur Unwira Kupang, Benediktus Boli, mengatakan, Seminar Nasional Vista merupakan bagian dari Roadmap 10 tahun yang telah berjalan dengan konsisten.

"Seminar ini merupakan yang keenam dari rangkaian tahunan. Kita sudah ada roadmap-nya 10 tahun, dan sudah enam kali menggelar Seminar Nasional," ujar Benediktus.

Seminar ini memiliki fokus pada pengaruh budaya lintas bangsa terhadap arsitektur serta pentingnya menghadirkan unsur lokal dalam arsitektur modern. 

Benediktus menekankan, arsitektur harus memiliki identitas lokal sehingga ketika seseorang berada di Kota Kupang, ia merasakan nuansa khas daerah tersebut.

"Jangan sampai orang datang ke Kota Kupang tapi merasa seperti berada di Arab," tegasnya.

Dalam sesi penyampaian materi, Prof. Ignatius Bambang Sugiharto, mengajak peserta untuk tidak hanya memahami bentuk arsitektur tetapi juga menggali falsafah di balik bentuk tersebut.

Menurutnya, pendekatan yang tepat bukan hanya defensif terhadap budaya asing tetapi juga memanfaatkan pengaruh luar untuk menyadari keunikan lokal.

"Seperti ikan dalam air yang tidak menyadari nilainya air, ketika berada di daratan baru tahu betapa berharganya air itu," jelas Prof. Bambang.

Prof. Purnama Salura, menekankan, arsitektur tidak boleh lepas dari konteks dan fungsi. Menurutnya, banyak arsitek saat ini lebih memikirkan estetika tanpa mempertimbangkan fungsi dasar bangunan.

"Arsitektur harus dimulai dari fungsi. Dari fungsi itu, kemudian muncul estetika," paparnya.

Sementara itu, Andra Matin menyoroti pentingnya mempertahankan budaya lokal dalam arsitektur sambil tetap terbuka terhadap kolaborasi dengan budaya asing.

"Jika budaya lokal tidak diperkuat, maka budaya dari luar yang akan masuk dan mendominasi," katanya.

Sebagai contoh, Andra mengungkapkan pengalamannya dalam sebuah pameran arsitektur di Italia, di mana 70 persen variasi atap rumah yang unik berasal dari Indonesia. Hal ini menunjukkan betapa kaya dan beragamnya arsitektur nusantara.

Pada kesempatan yang sama, dilakukan pula penandatanganan kerja sama antara Unwira Kupang dengan Universitas Samratulangi. 

Kerja sama ini bertujuan memperkuat kolaborasi akademik dalam bidang arsitektur berbasis budaya.

Benediktus Boli berharap hasil pemikiran para pakar dalam seminar ini dapat dirumuskan menjadi satu rekomendasi yang akan diberikan kepada Pemerintah Provinsi NTT.

"Ini adalah hasil pemikiran para pakar yang akan disampaikan kepada Pemerintah Provinsi NTT sebagai masukan dalam pembangunan arsitektur berbasis budaya," jelasnya.

Seminar Nasional Vista di UNWIRA Kupang telah berlangsung enam kali dengan tema berbeda yakni Vista I: Eksistensi Arsitektur Vernakular, Vista II: Arsitektur Desa, Vista III: Residen City (Kota Tangguh), Vista IV: Arsitektur dengan Teknologi Digital, Vista V: Arsitektur dan Permukiman Kumuh, Vista VI: Arsitektur Lintas Budaya dan Vista VII (Mendatang): Arsitektur Ramah Lingkungan. (rey)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved