Provinsi NTT Terkini

Satgas di Batam Sebut PT Tugas Mulia Bermasalah dan Kerap Ekploitasi Pekerja dari NTT

Namun, janji itu kadang tidak ditepati. Kalaupun dibayar, perusahaan melakukan pembayaran cicil ke korban. 

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Sipri Seko
POS-KUPANG.COM/HO-DOK.MUSA MAU
AMANKAN - Satuan tugas atau Satgas NTT Peduli di Batam mengamankan 7 orang warga NTT yang diduga dieksploitasi perusahaan tanpa menerima upah sebagaimana perjanjian.  

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG  - Satuan tugas (Satgas) NTT Peduli di Batam, Kepulauan Riau menyebut PT Tugas Mulia sering bermasalah. Perusahaan ini kerap mengeksploitasi pekerja, khususnya dari NTT. 

Ketua DPD Satgas NTT Peduli Kepri Musa Mau meminta Pemerintah Provinsi maupun Pemda di NTT agar memantau dan menghentikan aktivitas perusahaan ini. 

"Modusnya adalah anak-anak direkrut dengan  tiket ditanggung, tapi begitu sampai Batam dan sudah bekerja, wajib ada pemotongan gaji antara 4 - 6 bulan secara full," kata Musa lewat pesannya, Kamis (8/5/2025). 

Adapun Musa bersama Satgas NTT Peduli di Batam berhasil mengamankan 7 warga NTT yang disinyalir mempekerjakan korban tanpa diberi upah. Beruntung, Satgas NTT Peduli bergerak cepat dan mengamankan korban, sekaligus menuntut perusahaan membayar gaji para korban. 

Menurut Musa, gaji yang dibayar majikan korban langsung ditahan perusahaan. Mereka beralasan gaji korban dibayar setelah dua tahun atau habisnya masa kontrak. 

Hingga setelah massa kontrak berakhir, kata Musa, korban diminta kembali ke kampung halamannya dan akan dikirimkan gaji oleh perusahaan. Namun, janji itu kadang tidak ditepati. Kalaupun dibayar, perusahaan melakukan pembayaran cicil ke korban. 

"Ini benar-benar menjadi modus kejahatan yang sangat luar biasa karena para pekerja dipaksa bekerja tanpa bisa menikmati gaji mereka. Ini bentuk eksploitasi tenaga manusia yang luar biasa. Anak-anak berkerja sebagai PRT dirumah majikan mati-matian sampai susah ada waktu istirahat, tapi tidak pernah menikmati gaji hasil kerja keras mereka," ujarnya. 

Musa berkata, korban dari perusahaan ini cukup banyak. Bahkan seringkali ada yang sakit hingga meninggal dunia akibat pemaksaan bekerja. 

"Mereka punya agen yang merekrut dari Kupang, Soe dan Atambua bahkan Sumba, Flores dan hampir seluruh NTT mereka masuk. Ada juga yang kadang ditawarkan untuk dikirim ke Malaysia," kata Ketua Jaringan Safe Migrant Peduli Perempuan dan Anak itu. 

Musa meminta masyarakat agar tidak cepat percaya dengan janji perusahaan perihal pekerjaan di Batam

Sebab, kata dia, persoalan yang dialami 7 korban ini bukan kali pertama. Sebelumnya, warga NTT lainnya juga sempat menjadi korban dari PT Tugas Mulia. Mereka bahkan bekerja tanpa digaji. 

"Mohon perhatian Pemerintah daerah untuk bantu awasi dan hentikan aktifitas PT. Tugas Mulia di daerah. Mohon agar jangan mudah terpengaruh dengan bujuk rayu mereka dengan iming-iming apapun," ujarnya. 

Selain PT Tugas Mulia, Musa menyebut ada beberapa perusahaan lainnya yang kerap merekrut tenga kerja dari NTT lalu dieksploitasi di Batam

Ia meminta agar masyarakat agar tidak terjebak dalam modus yang ditawarkan. Warga bisa mengecek status perusahaan melalui paguyuban NTT di Batam

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved