Undana

Dosen Magister Studi Pembangunan Undana Dorong Pengelolaan Bendungan yang Partisipatif

Pemanfaatan teknologi digital juga diusulkan untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan bendungan.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Tenaga pengajar prodi Magister Studi Pembangunan Undana, Deford N. Lakapu 

Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Tari Rahmaniar Ismail

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Tenaga pengajar prodi Magister Studi Pembangunan Undana, Deford N. Lakapu mengusulkan enam strategi pembangunan partisipatif dalam pengelolaan bendungan

Pendekatan ini bertujuan untuk melibatkan masyarakat lokal, khususnya petani dan nelayan, bukan hanya sebagai penerima manfaat, tetapi sebagai mitra aktif dalam pengelolaan dan pemanfaatan bendungan.

“Saya tawarkan pendekatan pembangunan partisipatif yang menjadikan masyarakat sebagai mitra. Misalnya, pengelolaan air harus berbasis komunitas agar lebih tepat guna dan berkelanjutan,” ungkap Deford N. Lakapu saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Senin (5/5). 

Ia menekankan pentingnya penguatan kelembagaan dan tata kelola antara kementerian, pemerintah daerah, serta lembaga teknis seperti Dinas PU dan Pertanian agar terjadi sinergi.

Menurutnya, sistem pengelolaan terpadu perlu dibangun, mencakup distribusi air dan kesiapsiagaan terhadap bencana.

Strategi lainnya adalah peningkatan kapasitas dan pemanfaatan teknologi, mengingat tidak semua petani memahami pertanian berbasis irigasi.

Pemanfaatan teknologi digital juga diusulkan untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan bendungan.

“Bendungan seharusnya tidak hanya difungsikan untuk irigasi, tetapi juga bisa dikembangkan untuk mikrohidro, pariwisata air, perikanan air tawar, serta mendorong peran aktif BUMDes,” ujar Deford N. Lakapu. 

Dalam konteks perencanaan, ia mendorong pendekatan berbasis wilayah dan ekologi, khususnya untuk daerah-daerah kering agar potensi bendungan bisa dimaksimalkan. Ia juga menekankan pentingnya pemanfaatan data lingkungan dan teknologi dalam menyusun kebijakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Baca juga: Dari Hutan Pinang ke Digitalisasi: Undana Buka Jalan Kemandirian Ekonomi Desa Manulea

Narasumber juga membuka wacana kerja sama internasional dalam pengaktifan bendungan. Menurutnya, ada peluang kerja sama teknik dan pendanaan dengan lembaga seperti Bank Dunia dan CICA, serta kemitraan riset dengan perguruan tinggi luar negeri.

“Kolaborasi bisa dalam bentuk penelitian bersama, pilot project inovasi, maupun kerja sama dengan NGO dalam agenda perubahan iklim dan lingkungan. Pemda dan kampus bisa bersama menyusun proposal kerja sama berbasis data dan berjangka panjang,” ujarnya.

Ia berharap bendungan dapat menjadi motor ketahanan pangan daerah, mendukung pola tanam dua musim, mengurangi kemiskinan dan ketimpangan desa-kota, serta membuka peluang inovasi ekonomi desa seperti pariwisata air dan kafe bernuansa bendungan.

“Bendungan bukan hanya infrastruktur fisik, tetapi bisa menjadi model tata kelola air yang transparan, partisipatif, memperkuat kemandirian energi, dan meningkatkan kemampuan adaptasi iklim. Ini adalah titik tolak transformasi masyarakat menghadapi tantangan masa depan,” tutupnya. (iar)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved