NTT Terkini 

Gubernur NTT Sampaikan Kuliah Umum di Unwira, Ini Hal yang Dibahas

Sektor pertanian, peternakan, dan perikanan juga disebutnya masih belum produktif, dan pemanfaatan lahan tidur masih sangat terbatas. 

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
KULIAH UMUM - Pose bersama Gubernur NTT Melki Laka Lena bersama seluruh peserta dan akademisi Unwira Kupang usai memberikan kuliah umum, Kamis (1/5/2025) 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG  - Gubernur NTT Melki Laka Lena memberikan kuliah umum di Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang. 

Melki membahas berbagai tantangan dan peluang yang ada di global hingga daerah. Termasuk, potensi pengembangan sektor pariwisata maupun pengembangan energi baru terbarukan. 

Adapun kuliah umum itu bertemakan “Membayangkan NTT 2045: Emas atau Was-was?” di Aula St. Hendrikus, gedung Rektorat Unwira Kupang, Kamis (1/5/2025). 

Kuliah umum ini menjadi ruang refleksi bersama antara pemerintah daerah perguruan tinggi terkait arah dan masa depan pembangunan NTT menuju Indonesia Emas 2045.

Melki mengajak seluruh civitas akademika untuk berpikir kritis dan visioner serta pentingnya memahami dinamika global, termasuk trend urbanisasi, ketimpangan wilayah, perkembangan teknologi, hingga ketidakpastian geopolitik.

Baca juga: Soal Lobi Anggaran, Gubernur NTT Melki Laka Lena Sebut Bupati Rote Ndao Kategori Pelatih

“Dunia sekarang sedang menghadapi ketidakpastian yang luar biasa. Dari perang ekonomi global, ketimpangan pembangunan antar wilayah, sampai tantangan perubahan iklim dan energi,” ujarnya.

Pada 2045, sekitar 5 persen populasi dunia akan hidup di kawasan urban, sedangkan desa-desa mengalami pengurangan penduduk. Hal ini berdampak pada struktur ekonomi dan sosial, termasuk juga di NTT.

Politikus Golkar itu juga menyoroti ketimpangan pembangunan sumber daya manusia dan ekonomi di NTT. Meski angka stunting masih tinggi (37,9 % ), namun ia mencatat ada peningkatan konsumsi dan investasi pemerintah.

Data Bank NTT menunjukkan defisit neraca perdagangan daerah sebesar Rp 51 triliun, dengan nilai impor Rp59 triliun dan ekspor hanya sekitar Rp 7 triliun. Potensi pariwisata juga menjadi perhatian, di mana dari 637 destinasi, hanya 18 yang memiliki sarana prasarana pendukung memadai.

“Labuan Bajo memang sudah mendunia, tapi destinasi lain seperti di Sumba Barat, Alor, dan Lembata belum optimal. Wisata mengejar paus biru di Lembata merupakan peluang langka yang perlu dikembangkan lagi.” katanya. 

Sektor pertanian, peternakan, dan perikanan juga disebutnya masih belum produktif, dan pemanfaatan lahan tidur masih sangat terbatas. 

Baca juga: Alumni Prodi Ilmu Pemerintahan Unwira Siap Berikan Kontribusi Gagasan untuk Pemprov NTT


“Kita butuh untuk membuka lahan, membangun bendungan, dan mendorong investasi produktif,” katanya.

Terkait energi, Melki menyoroti minimnya pemanfaatan potensi energi baru  terbarukan NTT, dimana wilayah seperti Pulau Sumba masih mengalami keterbatasan jaringan listrik dan masih ketergantungan pada energi fosil.
Ia pun mendorong sinergi antara kampus dan pemerintah dalam merancang pembangunan. 

“Penyesuaian program studi dengan potensi lokal seperti kelautan, pariwisata, dan energi baru terbarukan sangat penting untuk menyiapkan generasi emas NTT 2045,” kata dia.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved