Konklaf 2025

Para Kardinal Sepakati Konklaf untuk Memilih Paus Baru Mulai 7 Mei 2025

Sesuai dengan Konstitusi Apostolik, seorang kardinal akan  terpilih sebagai paus bila mendapat dukungan 2/3 dari jumlah kardinal elektor. 

|
Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO-VATICAN NEWS
PARA KARDINAL - Para kardinal dari seluruh dunia sepakati konklaf untuk memilih Paus yang baru dilaksanakan mulai hari Rabu 7 Mei 2025. 

Konklaf sangat menarik karena sifat kerahasiaannya. Tidak pernah ada yang tahu siapa yang akan terpilih sebagai paus. 

Karena tidak ada pencalonan dan yang dicalonkan sebagai paus. Selain itu, prosesnya sangat rahasia, terputus dengan dunia luar. 

Sebelum konklaf dimulai, para kardinal elektor berjanji dan diambil sumpahnya untuk tidak menceritakan, membocorkan tentang apa dan bagaimana yang terjadi selama konklaf. Pelanggaran terhadap ketentuan itu adalah ekskomunikasi.

Masyarakat umum dan media hanya bisa mengira-ira dan mereka-reka. Media, memang, biasanya menyodorkan sejumlah nama unggulan--menurut versi media dan para pengamat--atau "papabilis", kardinal yang dipandang bisa jadi paus. Sekarang pun demikian, sudah muncul sejumlah nama kardinal unggulan. 

Misalnya, sekarang sudah beredar tak kurang dari 12 nama kardinal yang "diunggulkan". Meskipun, tidak menjadi jaminan bahwa yang diunggulkan akan terpilih menjadi paus. 

Kardinal Jorge Mario Bergoglio, pada konklaf 2013 tidak diunggulkan, tetapi ternyata dipilih dan kemudian memilih nama Paus Fransiskus.

Keduabelas nama kardinal itu adalah Kardinal Angelo Bagnasco (Uskup Agung emiritus Genoa), Kardibal Matteo Zuppi (Uskup Agung Bologna, Italia), Kardinal Robert Sarah (Prefek Emeritus Congregation for Divine Worship and the Disciplin of the Sacraments), Kardinal Luis Tagle (Pro-Prefect for Dicastery for Evangelization);

Kardinal Malcolm Ranjith (Uskup Agung Metropolitan Colombo, Srilanka), Kardinal Pietro Parolin (Vatican Secretary State), Kardinal Pierbattista Pizzaballa (Patriark Latin Jerusalem), Kardinal Peter Erdo (Uskup Agung Metropolitan Esztergom-Budapes, Hungaria);

Kardinal Willem Eijk (Uskup Agung Metropolitan Utrecht, Belanda), Kardibal Anders Arboclius (Uskup Stockholm, Swedia), Kardinal Charles Bo (Uskup Agung Yangon, Myanmar), dan Kardinal Jean-Mare Aveline (Uskup Agung Metropolitan Merseille, Prancis).

Selain nama-nama tersebut, masih ada nama-nama lain kardinal, menurut perkiraan media lain atau pengamat lain. 

Misalnya, Kardinal Fridolin Ambongo Besungu  (Presiden Simposium Konferensi Uskup Afrika dan Madagaskar; yang juga Uskup Agung Kinshasa, Republik Demokratik Kongo), Kardinal Mario Grech (Sekretaris Jenderal Sinode para Uskup yang berasal dari Malta);

Kardinal Gerald Cyprien Lacroix (Uskup Agung Metropolitan Quebec, Kanada), Kardinal Peter Turkson dari Ghana, dan juga Kardinal Jose Tolentino Calaca de Mendoca dari Portugal.

Tidak Tentu

Lama  berlangsungnya konklaf tidak bisa ditentukan, bisa cepat selesai dan juga bisa berlangsung lama. Ini tergantung apakah akan segera ada yang memperoleh dukungan 2/3 jumlah kardinal elektor atau tidak. 

Setiap hari akan dilakukan empat kali pemungutan suara: dua pagi dan dua siang.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved