Paus Fransiskus Wafat

Mengenang Paus Fransiskus: Agama dalam Pelayanan Kemanusiaan

Salah satu warisan paling berarti dari Paus Fransiskus adalah komitmennya dalam memperkuat dialog antaragama. 

|
Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Sr. Herlina Hadia,SSpS 

Ia percaya bahwa masa depan dunia tidak dapat dibangun di atas kompetisi dan ketakutan, melainkan pada kerja sama, empati, dan penghargaan terhadap martabat setiap pribadi. 

Fratelli Tutti bukan hanya seruan spiritual, melainkan juga peta jalan moral bagi dunia yang sedang mencari arah di tengah krisis kemanusiaan dan lingkungan.

Ia juga mengajak umat beragama untuk berperan aktif dalam merawat bumi, rumah bersama kita, sebagaimana tertuang dalam Laudato Si. 

Dalam dokumen tersebut, Paus Fransiskus menegaskan bahwa krisis ekologis bukan hanya persoalan ilmiah atau teknis, melainkan krisis moral dan spiritual yang menuntut pertobatan kolektif. 

Ia melihat keterkaitan mendalam antara penderitaan manusia dan kerusakan lingkungan—di mana yang paling terdampak justru adalah mereka yang paling miskin dan tak berdaya.

Paus menantang semua komunitas beriman untuk tidak tinggal diam, melainkan menjadi pelopor dalam gerakan perlindungan bumi. 

Ia menekankan bahwa tindakan kecil, bila dilakukan secara kolektif dan konsisten, dapat membawa perubahan besar. 

Melalui Laudato Si’, ia mengangkat spiritualitas ekologis sebagai bagian tak terpisahkan dari iman, dan menyerukan kepada seluruh umat manusia untuk memulihkan hubungan harmonis dengan alam, sesama, dan Sang Pencipta. 

Seruan ini tidak hanya relevan, tetapi semakin mendesak di tengah krisis iklim dan degradasi lingkungan yang kita saksikan hari ini.

Kini, saat dunia kehilangan salah satu suara moral terkuatnya, kita diingatkan akan pentingnya melanjutkan warisan beliau. 

Dalam setiap keyakinan dan tradisi, agama memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan yang menyatukan, bukan memecah. 

Paus Fransiskus telah menunjukkan bahwa agama, ketika dijalankan dengan cinta dan kerendahan hati, akan menjadi pelayan kemanusiaan yang paling setia. 

MELAWAT KE ARAB- Paus Fransiskus saat melakukan Perjalanan Apostoliknya ke Uni Emirat Arab pada tanggal 3 Februari 2019
MELAWAT KE ARAB- Paus Fransiskus saat melakukan Perjalanan Apostoliknya ke Uni Emirat Arab pada tanggal 3 Februari 2019 (Kolase-Media Vatikan)

Penekanan ini menjadi sangat relevan bagi Indonesia—sebuah bangsa yang berdiri di atas keberagaman agama, budaya, dan etnis. 

Di tengah kompleksitas masyarakat yang majemuk, semangat inklusif dan dialog antariman yang diwariskan Paus Fransiskus memberikan inspirasi dan arah. 

Warisannya menjadi pengingat bahwa perbedaan bukanlah ancaman, melainkan kekayaan yang harus dijaga dengan sikap saling menghormati dan bekerja sama. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved