Paskah 2025
Cinta Ibu yang Tak Terbatas, Tablo Maria Bertemu Yesus di Bukit Wolowio Bajawa
Kisah Sengsara Yesus yang dikemas dalam Tablo, sukses diperankan oleh Orang Muda Katolik (OMK), Santo Longginus Wolowio, Bajawa, Kabupaten Ngada,
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Charles Abar
POS-KUPANG.COM, BAJAWA - Kisah Sengsara Yesus yang dikemas dalam Tablo, sukses diperankan oleh Orang Muda Katolik (OMK), St. Longginus Wolowio, Bajawa, Kabupaten Ngada, Provinsi NTT, Jumat (18/4).
Tradisi Tablo menjadi momen sakral bagi Umat Paroki Santo Longginus Wolowio, Bajawa.
Kisah sengsara Yesus, dinyatakan dalam diri umat dengan mengisahkan itu di Bukit Taman Bunda Maria Ratu Semesta Alam Wolowio.
Ribuan umat, menjalani dengan penuh hikmat dari perhentian pertama hingga perhentian ke-14.
Menikmati setiap momen-momen penting seraya merefleksikan dalam pribadi masing -masing.
Baca juga: LIPSUS: Uskup Emeritus Keuskupan Agung Kupang Mgr. Petrus Turang Mengabdi untuk Rakyat Kecil
Salah satu momen yang membuat umat tertegun, pada perhentian yang ke empat, ketika Yesus berjumpa dengan ibunya, Bunda Maria.
Perjumpaan itu layaknya ibu dan anak , ada isak tangis, belas kasihan seraya doa dan harapan.
Nona Yuni, yang berperan sebagai Bunda Maria menjalani lakonnya dengan begitu mendalam.
Bunda Maria memeluk anaknya, Yesus dengan penuh cinta yang mendalam, tegar dan penuh pengharapan.

Perjumpaan Yesus Kristus dengan Ibu-Nya, mengingatkan kita tentang cinta Ibu kepala anak, cinta yang begitu besar tak terbatas.
Kehadiran Bunda Maria membawa dukungan, harapan dan doa layaknya doa ibu kepada anak-anak dalam kehidupan sehari-hari kita.
Bunda Maria tidak meninggalkan anak-Nya, juga mengajarkan tentang kesetiaan.
Pastor Paroki Santo Longginus Wolowio Bajawa, Servastius Yohanes, Pr, bersama umat menyaksikan Tablo itu dengan penuh hikmat.
Baca juga: Pimpinan DPRD Malaka Ronaldo Asury Ajak Warga Lakukan Tindakan Konkrit
Servastius Yohanes memberi pesan kepada umat, bahwa penderitaan Yesus menyadarkan kita akan cinta Tuhan kepada umat Manusia.
“Melalui Tablo ini diharapkan umat semakin menyadari penderitaan Yesus karena cintanya begitu besar kepada umat Manusia, dia mengorbankan diri kepada umat manusia untuk menebus dosa manusia. Yesus diutus Allah demi keselamatan manusia,“ ujar Romo Servastius Yohanes.
Romo Servastius Yohanes menambahkan, peran yang dijalankan begitu menghayati, memberi isyarat kepada kita bahwa bentuk kehadiran hanya Yesus dalam diri umat manusia.
“Ini suasana nyata akan kehadiran Yesus dalam hidup manusia, bahwa penderitaan itu tidak hanya terjadi pada Zaman Yesus. Zaman ini juga kita mengalami bahwa banyak ketidakadilan, pelecehan dimana mana wajah Yesus yang menderita itu tetap ada,” tambah Romo Servastius Yohanes.
Baca juga: Uskup Mgr. Dominikus Saku: Tuhan Bangkit, Mengalahkan Maut
Dia berharap, kisah penderitaan Yesus itu bisa meneguhkan Iman kita, menumbuhkan kebersamaan, jangan pernah meninggalkan Yesus dalam perjuangan hidup kita.
“Saya mengharapkan umat Paroki Santo Longginus Wolowio makin menyadari penderitaan Yesus Kristus yang menjadi juru selamat kita, karena itu diharapkan dalam kebersamaan, tidak pernah meninggalkan Yesus dalam memperjuangkan hidup sehari-hari,” tambah Romo Servastius Yohanes.
Dince Nau, pelatih Tablo, mengatakan, persiapan setiap pendalaman peran, sudah disiapkan begitu lama, sehingga setiap peran dijalankan dengan baik.
Sebagai generasi muda OMK St. Longginus Wolowio, Dince berpesan agar, momen pekan suci ini momen kita kembali masuk kedalam diri untuk merefleksikan, menghayati akan kematian Yesus demi menghapus dosa-dosa Manusia.
Baca juga: LIPSUS: Tidak Ada Dokter Anastesi Ibu dan Anak Meninggal di IGD Tc Hilers Maumere
“Semoga Paskah ini kita semua bangkit dari segala keterpurukan yang kita alami, dari beban hidup yang kita alami untuk hidup lebih baik, masa depan dan menaruh Iman dan kepercayaan yang kokoh,” ungkapnya.
Wakil Bupati Ngada Bernadinus Dhey Ngebu, yang juga mengikuti Tablo Jumat Agung ini mengatakan, pelaksana jalan salib di taman ratu semesta alam Bukit Wolowio ini sesuatu yang sangat baik sebagai refleksi iman.
Ia mengapresiasi peran-peran yang dijalani oleh anak -anak OMK Longginus yang sungguh menjiwai prosesi yang dijalankan. “Mereka menjiwai betul proses jalan salib ini yang dikemas dalam Tablo,” kata Bernadinus.
Bernadinus berharap, dengan simbol kebangkitan Kristus ini, kita juga bangkit bersama dalam nilai gotong-royong, kebersamaan di tengah masyarakat untuk dijadikan semangat bersama.
“Kita diharapkan juga bangkit bersama Kristus, bangkit dalam gotong -royong, kebersamaan di tengah masyarakat sebagai semangat bersama,” tutupnya. (charles abar)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.