Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 16 April 2025, "Yudas Menjual Tuhan"

Bacaan Injil hari ini mengisahkan Yudas Iskariot yang tega menjual Yesus gurunya. Bisa jadi dia mata duitan. Dia menemui para imam kepala

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
PASTOR JOHN LEWAR, SVD Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor 

SUARA PAGI
Merenungkan hari-hari penderitaan Yesus, bersama saya
Pastor John Lewar SVD
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor
Rabu, 16 April 2025
Hari Rabu dalam Pekan Suci
Lectio: Yes 50:4-9a; Mzm 69:8-10.21bcd-22.31.33-34;
Mat 26:14-25

Yudas Menjual Tuhan

Meditatio:

Ada orang yang berpindah agama demi mendapat promosi jabatan. Ada pula yang demi karier berpindah agama. Ada orang yang berkomentar, “Tuhan ditukar dengan sepiring nasi”. Atau komentar lain, “Tuhan dijual
dengan harta duniawi”.

Bacaan Injil hari ini mengisahkan Yudas Iskariot yang tega menjual Yesus gurunya. Bisa jadi dia mata duitan. Dia menemui para imam kepala. Yudas bertanya: “Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Yudas menjual Yesus seharga 30 keping perak. Akhirnya, cap "pengkhianat" melekat pada diri Yudas. 

Kisah penjualan Yesus oleh Yudas Iskariot dalam Injil Matius 26:14-25 menggambarkan betapa uang dapat membutakan nurani seseorang, bahkan hingga tingkat yang memalukan. Yudas, tanpa ragu, menjual Sang Guru kepada para Imam kepala demi mendapatkan tiga puluh uang perak, sebuah harga yang sangat murah untuk kehidupan dan pengajaran Yesus.

Uang dan kekayaan dapat menjadi penyebab utama pembodohan dan kehilangan nilai-nilai moral. Meskipun uang merupakan alat yang penting dalam kehidupan, ketika uang menjadi prioritas utama dan mengambil alih nilai-nilai spiritual dan etis, itu dapat mengarah pada tindakan yang merugikan dan memalukan.

Renungan ini mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga keutuhan moral dan spiritual, tidak terpengaruh oleh godaan uang dan kekayaan. Kita diajak untuk merenungkan nilai-nilai yang lebih tinggi dalam hidup, seperti integritas, kejujuran, dan kasih, yang tidak dapat diukur dengan mata uang.

Kisah Yudas Iskariot menjual Gurunya sendiri juga menjadi peringatan bagi kita semua tentang bahaya godaan dan keserakahan. Kadang-kadang, kita mungkin tergoda untuk mengutamakan keuntungan pribadi atau keserakahan materi, tanpa memperhatikan konsekuensi moral dan spiritual yang mungkin timbul dari tindakan tersebut.

Maka hati-hatilah dengan money politik sebelum kita jatuh ke dalam dosa dan kejahatan. Jika tidak hati-hati, orang bisa menjual imannya untuk kepentingan pribadi, menjual dirinya atau anggota keluarganya karena gila harta dan mengejar kenikmatan duniawi.

Tidak sedikit orang Katolik yang dikuasai oleh iblis dan nafsu serakah seperti Yudas. Tak jarang pula kita menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.

Akhirnya orang rela mengkhianati teman atau saudara agar dapat memperoleh keuntungan duniawi. Ingatlah pada Yudas yang setelah menjual Yesus, akhirnya menyesal dan bunuh diri atau pada Petrus yang setelah menyangkal Yesus, akhirnya menjadi sadar dan menangis tersedu-sedu. Pikir dulu dan putuskan dengan bijak dan penuh hikmat segala sesuatu yang akan kita lakukan.

Sebab penyesalan sering datangnya terlambat. Jangan tergiur jika ada money politik! Martabat kita dan seluruh bangsa tidak bisa dihargai hanya dengan uang.

Sebagai umat yang mengikuti ajaran Yesus, kita berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kasih, dan tidak membiarkan uang atau kekayaan mengaburkan pandangan kita terhadap hal-hal yang sejati dan penting dalam hidup.

Mari kita belajar dari kesalahan Yudas dan berusaha hidup dengan integritas dan moralitas yang kokoh, tanpa tergoda oleh kenikmatan duniawi.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved