Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 14 April 2025, Cinta Yesus atau Cinta Diri Sendiri
Jalan Salib sudah terbentang di depan Yesus. Maria sedih dan amat berat ditinggalkan oleh Yesus, yang akan menyerahkan diri ke Yerusalem.
SUARA PAGI
Merenungkan hari-hari penderitaan Yesus, bersama saya
Pastor John Lewar SVD
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor
Senin, 14 April 2025
HARI SENIN DALAM PEKAN SUCI
Lectio: Yesaya 42:1-7; Mazmur 27:1.2.3.13-14; Yohanes 12:1-11
Warna Liturgi Ungu
Cinta Yesus atau cinta diri sendiri
Meditatio:
“Cinta bukanlah cinta kalau memperhitungkan harga. Cinta memberikan semua miliknya. Dan satu-satunya penyesalan bahwa ia tidak mempunyai lebih banyak lagi untuk diberikan.” Itulah yang dilakukan Maria untuk Yesus. Maria memberikan apa yang ia miliki, yang ia sayangi dan yang sangat berharga baginya. Maria memberi yang terbaik bagi Tuhan.
Peristiwa Maria meminyaki kaki Yesus dalam injil Yohanes (12: 1-11) menunjukkan betapa Maria amat mengasihi Yesus sebagai Guru dan Sahabatnya. Maria tahu bahwa saat kematian Yesus sudah dekat. Maria merasakan secara manusiawi bahwa dia tidak akan bertemu lagi dengan Yesus.
Jalan Salib sudah terbentang di depan Yesus. Maria sedih dan amat berat ditinggalkan oleh Yesus, yang akan menyerahkan diri ke Yerusalem.
Karena itulah dia meminyaki kaki Yesus dengan minyak yang sangat mahal dan mengusapnya dengan rambut kepalanya. Maria ingin memberikan penghormatan terakhir.
Minyak Narwasti dibuat dari getah pohon Narwastu dan sangat digemari orang Yahudi. Minyak Narwastu sangat mahal harganya dan biasanya dipakai unuk kecantikan, untuk pemakaman dan sebagai obat.
Tindakan Maria menyiratkan pesan, betapa Yesus patut untuk dicintai dan dihormati. Yesus adalah terang dan Raja Maharahim.
Maria tidak hanya menyayangi Yesus sebagai sahabat terbaik yang meneranginya di kala gelap, misalnya ketika dia kehilangan Lazarus saudaranya, tetapi juga menghormati dan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Raja Yang Maharahim, sehingga Maria mau merendahkan diri dan mengusapi kaki Yesus dengan rambutnya. Ada kasih dan kerendahan hati dalam perbuatan Maria yang patut kita teladani. Apakah kita juga berbuat demikian untuk Yesus yang rela menderita sampai wafat di salib demi kita?
Lain halnya dengan Yudas Iskariot. Dia tidak merasakan aura kasih dalam peristiwa tersebut. Yudas tidak setuju dengan tindakan Maria. Kepedulian Maria di mata Yudas Iskariot merupakan suatu pemborosan.
Yudas mempunyai pandangan sangat materialistik dan egoistik. Daripada dituang di kaki Yesus, lebih baik diberikan untuk orang miskin, dijual dengan harga yang mahal. Minyak Narwastu yang dipakai Maria dijual sebesar 300 dinar. Satu dinar adalah upah harian bagi seorang pekerja.
Jadi 300 dinar adalah upah seorang pekerja selama satu tahun. Ada kesan bahwa Yudas punya kepedulian terhadap orang miskin sejalan dengan pola hidp Yesus yang peduli terhadap mereka yang miskin dan sederhana. Yudas seolah-olah menunjukkan bahwa ia mengasihi orang miskin, pada hal sebenarnya tidak. Yudas tidak mngasihi orang miskin.
Yudas juga tidak mengasihi Yesus. Yudas tidak mempunyai kepedulian terhadap Yesus. Ia tidak punya hati untuk Yesus. Ia berpikir tentang dirinya sendiri.
Bisa jadi kita pun demikian. Kadang kita menunda kasih untuk Tuhan dan sesama, bukan demi memenuhi kebutuhan diri lebih dahulu, tetapi demi memuaskan keinginan dan kenikmatan diri sendiri.
Renungan Harian Katolik Sabtu 20 September 2025, "Tanah Hati: Terbaik Bagi Sabda Allah" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Sabtu 20 September 2025, "Hati yang Terbuka akan Sang Sabda" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Sabtu 20 September 2025, “Benih Jatuh di Tanah yang Baik” |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Jumat 19 September 2025, "Menjadi Manusia Allah" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Jumat 19 September 2025, “Yesus Berkeliling untuk Memberitakan Injil” |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.