TTU Terkini
Korban Longsor di Kelurahan Maubeli TTU Belum Terima Bantuan
Pasca dilanda bencana longsor, mereka telah dikunjungi oleh BPBD Kabupaten TTU namun bantuan tak pernah mereka terima sebagai korban bencana.
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Ketua RT 23, RW 002, Kelurahan Maubeli, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bernama Mikhael Adu menyebut sebanyak 8 kepala keluarga yang terdampak bencana tanah longsor di RT tersebut belum pernah menerima bantuan pasca mengalami musibah.
Pasca dilanda bencana longsor, mereka telah dikunjungi oleh BPBD Kabupaten TTU namun bantuan tak pernah mereka terima sebagai korban bencana.
"Waktu itu di Bantaran Kali (Tauf) ini (warga yang terdampak bencana) tidak terima bantuan. Tidak pernah ada," ujarnya saat ditemui POS-KUPANG.COM, Senin, 7 April 2025.
Mikhael juga menyebut, masyarakat hanya disarankan untuk segera melakukan evakuasi. Pasalnya, kondisi tanah longsor telah mencapai pondasi rumah.
Saat ditinjau langsung oleh BPBD Kabupaten TTU, kata Mikhael, warga hanya disuruh untuk mengungsi. Bantuan berupa sembako juga tidak pernah diterima masyarakat terdampak bencana.
Mikhael Adu mengatakan, bencana tanah longsor terjadi dengan tinggi sekitar 20 meter dan panjang sekitar 150 meter di bantaran kali itu. Enam kepala keluarga mengungsi dan tinggal di kos-kosan maupun di rumah keluarga mereka. Pasalnya, rumah tempat mereka menetap tidak aman lagi untuk ditempati.
"Rumah ini bisa jatuh ke kali kalau hujan besar lagi," ujar Mikhael.
Informasi mengenai bencana longsor yang dialami masyarakat ini sudah disampaikan secara berjenjang ke Pemerintah Kelurahan Maubeli, Kecamatan Kota Kefamenanu dan BPBD Kabupaten TTU.
Pihak BPBD Kabupaten TTU telah melakukan peninjauan ke lokasi longsor tersebut pasca informasi ini disampaikan oleh Ketua RT 23 secara berjenjang.
"Tapi katanya ini jalur hijau jadi tidak bisa dapat bantuan. Jalur hijau ini maksudnya tidak bisa membangun di bantaran kali," ungkapnya.
Mikhael berharap pemerintah bisa membangun bronjong di sepanjang bantaran kali yang dekat dengan pemukiman warga. Pasalnya, apabila tidak dibangun bronjong, longsor bisa saja terjadi hingga ke ruas jalan Kefamenanu-Eban.
Di sisi lain, ruas jalan tersebut merupakan satu-satunya alternatif mobilitas warga Kota Kefamenanu ke Eban maupun sebaliknya.
Saat dikonfirmasi POS-KUPANG.COM, Kepala BPBD Kabupaten TTU, Octho Nule belum memberikan jawaban perihal pernyataan warga setempat bahwa korban bencana longsor ini belum menerima bantuan. (bbr)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Kabupaten Timor Tengah Utara Zero Kasus Campak |
![]() |
---|
Dosen Unimor Gelar PkM di SMP Satu Atap Negeri Maumolo |
![]() |
---|
Dosen dan Mahasiswa Unimor Beri Pelatihan ke Kelompok Minyak Atsiri Kayu Putih di Desa Humusu TTU |
![]() |
---|
Gelar POR Tahun 2025, Kejari TTU Bangkitkan Semangat Persaudaraan dan Soliditas Tim |
![]() |
---|
Kepala BNPB RI Resmikan Sumur Bor di Desa Kiuola Timor Tengah Utara NTT |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.