Penemuan Mayat di TTS
Tolak Autopsi, Keluarga Terima Kematian Korban Sebagai Musibah
Karena panik dan takut, Gabriel memilih kembali ke Desa Noepesu, dan memberitahukan warga untuk datang ke TKP dan memastikan identitas mayat tersebut.
Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Maria Vianey Gunu Gokok
POS-KUPANG.COM, SOE - Keluarga menerima kematian Yohanis Boli sebagai musibah, karena itu keluarga juga menolak dilakukan autopsi jenazah maupun menolak proses hukum.
Berdasarkan keterangan saksi, pada hari Senin (31/3/2025) sekitar jam 14.00 wita, jenazah Yohanes Poli ditemukan di Sungai Noebesi.
Sungai ini membatasi Desa Noepesu Kecamatan Miomaffo Barat Kabupaten TTU dan Desa Bonleu Kabupaten TTS.
Mayat berjenis kelamin laki-laki bernama Yohanes Poli (96), beragama Katolik, Warga RT 011, RW 005, Desa Bonleu Kecamatan Tobu, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Hasil olah TKP, keterangan saksi dan hasil Visum Et Repertum, keluarga korban menerima kematian sebagai sebuah musibah.
Keluarga juga menolak melanjutkan kejadian ini ke proses hukum dan autopsi. Keluarga bersedia memakamkan jenazah Yohanes.
Gabriel Tamelab (53), Warga RT 015/RW 05 Desa Noepesu, Kecamatan Miomaffo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), menjelaskan sekitar pukul 15.30 WITA, ia hendak pulang dari kebun di Desa Noepesu dengan tujuan akan memindahkan ternak sapinya yang berada di Desa Bonleu.
Baca juga: Polisi Ungkap Identitas Mayat Pria yang Terapung di Sungai Noebesi TTS
Ketika hendak menyeberang sungai, Gabriel melihat mayat yang terapung dengan posisi tertelungkup.
Karena panik dan takut, Gabriel memilih kembali ke Desa Noepesu, dan memberitahukan warga untuk datang ke TKP dan memastikan identitas mayat tersebut.
Gregorius Oematan (17), cucu dari Yohanes Poli yang bersamanya sebelum kejadian ini. Menurut Gregorius, sekitar pukul 10.00 Wita, Yohanes Poli dan Gregorius hendak berangkat ke kebun milik Yohanes di Desa Noepeus, Kecamatan Miomaffo Barat Kabupaten TTU. Gregorius menambahkan Yohanes mengenakan baju hitam, celana hitam dengan jaket putih.
Ketika keluar dari rumah, Yohanes meminta agar Gregorius untuk berangkat ke kebun mendahuluinya, dan Yohanes akan menyusul Gregorius.
Gregorius mengiyakan permintaan tersebut dan langsung bekerja ketika sudah tiba dikebun, namun Yohanes tak kunjung tiba.
Sekitar jam 16.00 wita Gregorius mendengar informasi dari warga setempat ada mayat yang hanyut di dalam Sungai Noebesi yang berada di antara desa Noepesu dan desa Bonleu. Sehingga Gregorius pun ingin tahu dan segera menuju kali Noebesi.
Sesampainya di TKP, Gregorius langsung melihat bahwa sosok mayat yang terapung dalam keadaan tertelungkup dalam air, di Sungai Noebesi adalah Yohanes Poli yang adalah kakeknya.
Gregorius langsung masuk kedalam Sungai Noebesi dan mengangkat korban dan ternyata benar sosok mayat yang terapung di Sungai tersebut adalah kakeknya.
Ia menjelaskan bahwa Yohanes sudah berusia lanjut yaitu 96 tahun dan menggunakan tongkat untuk berjalan. Apabila hendak pergi dan pulang dari kebun selalu melewati sungai dengan jalan menyebrang arus sungai Noebesi.
Informasi ini juga dibenarkan oleh Camat Tobu, Fondri Tapatab. Ia mengatakan identitas korban sudah diketahui Senin (31/3/2025) malam, oleh Tim dari Bhabinkamtibmas Kecamatan Tobu.
Berdasarkan hasil olah TKP, keterangan saksi dan hasil Visum Et Repertum bahwa keluarga korban menerima kematian sebagai sebuah musibah.
Keluarga juga menolak melanjutkan kejadian ini ke proses hukum dan autopsi. Keluarga bersedia memakamkan jenazah Yohanes. (any)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.