Hari Raya Nyepi

Ketua Sinode GMIT Ajak Umat Kristiani Dukung Kerukunan dalam Perayaan Nyepi

menekankan pentingnya keheningan, introspeksi dan semangat kebersamaan antarumat beragama yang menjadi inti dari Nyepi.

|
Editor: Sipri Seko
POS-KUPANG.COM/YUAN LULAN
KETUA SINODE - Ketua Sinode GMIT, Pdt. Samuel Pandie. Pdt. Samuel Pandie menekankan pentingnya kerukunan dalam rangka hari raya nyepi. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM/Yuan Lulan

POS-KUPANG.COM, KUPANG – Menjelang perayaan Hari Raya Nyepi yang akan dirayakan oleh umat Hindu, Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), Pdt. Samuel Pandie menyampaikan pandangan dan harapannya. Saat ditemui, Jumat 28 Maret 2025, Semuel menekankan pentingnya keheningan, introspeksi dan semangat kebersamaan antarumat beragama yang menjadi inti dari Nyepi.

Pdt. Samuel Pandie mengungkapkan apresiasinya terhadap tradisi Nyepi yang telah dijalankan umat Hindu selama berabad-abad. “Saya sangat menghormati dan mengapresiasi perayaan Nyepi yang telah ada dari berabad-abad yang lalu dari umat Hindu,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa Nyepi, yang juga menandai Tahun Baru Saka 1947 dalam kalender Hindu, mengajarkan umat manusia untuk menemukan Tuhan dalam keheningan.

“Hari kesunyian dan senyap digunakan untuk introspeksi diri dan menjadi makhluk baru yang siap memberikan transformasi untuk kehidupan kita menjadi lebih baik,” tambahnya.

Pdt. Samuel menyoroti filosofi Nyepi yang mengedepankan keseimbangan dan pengendalian diri dari nafsu duniawi. Menurutnya, nilai-nilai ini relevan bagi semua umat beragama dalam membangun kehidupan yang lebih bermakna.

Ketika ditanya mengenai harapannya kepada umat Kristen di lingkungan GMIT, Pdt. Samuel mengajak seluruh jemaat untuk turut menghormati dan mendukung perayaan Nyepi. “Kita tahu bahwa dalam perayaan Nyepi, kita sebagai umat beragama yang saling toleransi harus menghargai dan memberikan ruang bagi saudara-saudara kita yang sedang melakukan perayaan ini,” tegasnya.

Ia juga membagikan pengalamannya saat berada di Bali, di mana seluruh aktivitas terhenti dan lampu dimatikan sebagai bagian dari tradisi Nyepi. 

“Dalam konteks ini, kita harus memberikan kesempatan untuk memahami dan tidak mengganggu saudara-saudara umat Hindu yang ada di sekitar kita,” katanya, seraya mengajak umat Kristiani untuk menjaga sikap saling menghormati.

Pdt. Samuel juga menyampaikan pesan khusus kepada umat Hindu yang akan merayakan Nyepi, khususnya di wilayah Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

“Umat Hindu di NTT dikenal sebagai umat yang banyak memberikan kontribusi bagi suasana persaudaraan. Kita harus wujudkan saling tolong-menolong sesama umat beragama dan menyadari kalau kita tidak hidup sendiri serta saling membutuhkan satu sama lain dalam persaudaraan dan persekutuan,” ungkapnya.

Pesan ini sekaligus menjadi panggilan untuk mempererat tali perdamaian dan kebersamaan antarumat beragama, tidak hanya saat Nyepi, tetapi juga dalam menyambut hari raya lain seperti Lebaran yang akan datang. 

Pdt. Samuel berharap semangat toleransi dan saling mendukung ini terus terjaga demi harmoni di tengah keberagaman masyarakat Indonesia. Perayaan Nyepi tahun ini diharapkan menjadi momen bagi semua pihak untuk merenung, memperbaiki diri, dan memperkuat hubungan antarumat beragama dalam semangat persaudaraan sejati. (uan)

Baca berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE.NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved