Malaka Terkini
Putusnya Jembatan Numponi, Penyebab Lain Tewasnya Anak Berusia Empat Tahun Akibat Banjir
Putusnya Jembatan Numpomi menjadi penyebab lain tewasnya anak berusia empat tahun yang terseret banjir di Desa Numponi
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Kristoforus Bota
POS-KUPANG.COM, MALAKA – Putusnya Jembatan Numpomi menjadi penyebab lain tewasnya anak berusia empat tahun yang terseret banjir di Desa Numponi. Jembatan Numponi putus pada tahun 2021 akibat bencana Badai Seroja. Warga terpaksa harus menyebrangi sungai tersebut untuk menuju ke desa sebrang.
Kepala Desa Numponi, Emanuel Natalius Bouk, menyampaikan hal itu kepada Pos Kupang, Jumat (21/3). Ia menyebut, penyebab tewasnya anak tersebut selain karena banjir, peristiwa tersebut terjadi karena jembatan yang menghubungkan Desa Numponi, Kecamatan Malaka Timur dan Desa Manulea, Kecamatan Sasitamean, Kabupaten Malaka.
Emanuel mengatakan, hingga saat ini, jembatan tersebut tidak kunjung diperbaiki.
Selain itu, kata Emanuel, sejak tahun 2021 hingga sekarang, akibat dari jembatan yang belum diperbaiki, sungai tersebut yang biasa dilewati warga untuk menyebrang telah memakan korban sebanyak tiga orang.
"Sejak jembatan Nunponi itu putus pada tahun 2021 saat badai Seroja, hingga saat ini, sungai tersebut telah memakan korban sebanyak tiga orang," beber Emanuel.
Selain Emanuel, terdapat berbagai variasi pengeluhan yang disampaikan warga melalui status mereka di media sosial.
Salah satunya, pemilik akun Facebook Florentina Un Bian. Dalam postingannya pada Jumat, (21/3/2025), mengatakan,
"Dengan ini keluargaku sudah tiga orang korban setiap kali banjir. Mungkin memang takdir tapi apa memang takdir dibawah banjir? Entahlah itu. Pemerintah Numponi, Bupati Malaka, tolong buatkan kami jembatan bapak. Kasian masyarakat kami hilang setiap tahun. Tolonglah bapak, Dana Desa dua tahun bisa kok buat jembatan. Rumah kami masih bisa kok buat dari gewang dan makan minum kami bisa cari, tetapi kami butuh jembatan untuk lalu lalang mencari nafkah. Tolong ya plis. Masyarakat yang terima bantuan langsung tunai (BLT) setiap tahun kita sisihkan untuk pembuatan jembatan kita demi keselamatan kita semua. Kalalu Tuhan mengizinkan semoga masih ada kesempatan hidup lewat pertolongan Medis," ucap Frorentina Un Bian.
Selain itu, di status facebook berikutnya, Florentina Un Bian juga mengatakan, "Ada yang bertanya-tanya termasuk saya kenapa harus langgar banjir masih pagi-pagi? Jawabannya adalah kedua orangtuanya guru. Pekerjaan mereka berdua adalah mencerdaskan anak bangsa ini, walaupun harus korban ya kan? Mungkin ini kelalaian mereka, tetapi percayalah tidak ada orang tua yang kurang kerja supaya pagi-pagi pergi langgar kali. Mereka harus pergi pagi supaya bisa sampai tempat mengajar atau sekolah tepat waktu. Anak sekecil ini kalo tidak meninggal dia adalah generasi anak Malaka. Tolonglah para pejabat kalau sudah duduk di kursi pejabat jangan urus bisnis keluargamu, jangan lupa tanggung jawabmu. Apapun alasannya kalian dipilih Tuhan dan rakyat untuk mensejahterakan rakyat. Melindungi mereka. Kami masyarakat Numponi tidsk meminta apapun bantuan tapi tolong buat jembatan untuk kami. Hati hancur sekali liat masyarakt ini korban banjir terus-terusan. SALVE. Dari saya rakyatmu”. (ito)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.