Nasional Terkini

Penyebab IHSG Anjlok versi Media Asing: Ada MBG, Danantara, Sri Mulyani Hingga IKN

Adapun IHSG anjlok hingga 6,12 persen pada akhir penutupan perdagangan sesi pertama, Selasa siang. 

Editor: Ryan Nong
KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA
DI BEI - Rombongan DPR menggelar sidak ke kantor BEI, Jakarta pasca IHSG anjlok 6 persen pada Selasa (18/3/2025). 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Media asing menulis analisa penyebab anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (18/3/2025).

Adapun IHSG anjlok hingga 6,12 persen pada akhir penutupan perdagangan sesi pertama, Selasa siang. 

IHSG anjlok membuat PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat melakukan pembekuan perdagangan (trading halt) sementara.

Kondisi IHSG yang anjlok sehingga perdagangan saham dihentikan sementara mendapatkan sorotan dari berbagai media asing.

Media asing soroti IHSG anjlok 

Sejumlah media asing menyoroti IHSG yang anjlok sehingga Bursa Efek Indonesia menghentikan perdagangan saham sementara pada Selasa siang.

Media asing menyebut, terdapat banyak faktor yang menyebabkan angka IHSG anjlok drastis. Penyebab IHSG anjlok termasuk kebijakan Presiden Prabowo Subianto, isu Menteri Keuangan Sri Mulyani akan mundur, serta pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Berikut isi pemberitaan sejumlah media asing terhadap anjloknya IHSG.

Nikkei Asia: IHSG anjlok karena daya beli warga melemah

Nikkei Asia memberitakan kondisi IHSG yang turun dalam artikel "Indonesia Stocks Drop More Than 7 persen; Trading Halted", Selasa.

Media Jepang tersebut menyatakan, penghentian perdagangan saham akibat IHSG anjlok memicu kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi dan sentimen konsumen.

Situasi itu diduga terhadi karena para investor lokal dan internasional mundur akibat cemas terhadap situasi makroekonomi di negara dengan perekonomian terbesar se-Asia Tenggara.

Makroekonomi Indonesia terpuruk akibat penurunan daya beli warga dan pemberian diskon listrik yang menyebabkan tingkat inflasi lebih rendah daripada beberapa dekade terakhir.

Selain itu, pelemahan nilai tukar rupiah menjadi 1,7 persen pada tahun ini menambah tekanan lebih lanjut di pasar saham.

Bloomberg: Indeks saham terburuk kedua di dunia

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved