NTT Terkini
Luas Panen Padi Tahun 2024 di NTT 168,73 Ribu Hektare, Turun 8,65 Persen
Matamira menjelaskan, penurunan perluasan padi terbesar tahun 2024 terjadi pada bulan Januari sampai April 2024 yaitu sebesar 14,97 ribu hektar
Penulis: Elisabeth Eklesia Mei | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Luas panen padi pada tahun 2024 di Provinsi NTT mencapai 168,73 ribu hektare, mengalami penurunan sebesar 8,65 persen jika dibandingkan dengan tahun 2023.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTT, Matamira B Kale di Kupang, Senin (10/3/2025).
“Luas panen padi pada 2024 mencapai 168,73 ribu hektare, mengalami penurunan sebesar 15,97 ribu hektare atau 8,65 persen dibandingkan luas panen padi di 2023 yaitu sebesar 184,70 ribu hektare,” kata Matamira.
Matamira menjelaskan, penurunan perluasan padi terbesar tahun 2024 terjadi pada bulan Januari sampai April 2024 yaitu sebesar 14,97 ribu hektar atau 29,24 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.
“Jika diamati menurut bulan, puncak panen padi pada tahun 2024 selaras dengan 2023 yaitu terjadi pada bulan Mei dengan luas panen mencapai 41,10 ribu hektar. Namun demikian puncak panen padi pada Mei 2024 jauh lebih rendah dibandingkan Mei 2023, yang mana luas panen padi turun sekitar 17,20 ribu hektar atau sekitar 29,51 persen,” jelas Matamira.
Menurut Matamira, terjadi sedikit pergeseran jumlah panen ke bulan Juni dan Juli 2024. Hal ini ditandai dengan lebih tingginya luas panen pada Juni dan Juli 2024 dibandingkan bulan yang sama di tahun 2023.
Matamira menyebut, luas panen pada periode dua dan tiga menunjukkan penurunan yaitu masing-masing turun 0,54 ribu hektare dan 0,48 ribu hektare dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.
“Melalui survei Kerangka Sampel Area atau (KSA) kita juga bisa memprediksi luas panen padi dalam tiga bulan ke depan atau yang disebut dengan angka potensi,” kata Matamira.
Baca juga: Luas Lahan Tanam Padi di Kabupaten Kupang NTT per Februari 2025 Capai 8000 Hektar
Angka sementara, kata Matamira, potensi panen pada periode Januari hingga April 2025 diperkirakan mencapai 56,32 ribu hektar atau meningkat 20,14 ribu hektar dibandingkan kondisi yang sama tahun 2024. Peningkatan ini terjadi sekitar 55,64 persen.
“Secara umum, penurunan luas panen di NTT terjadi akibat kekeringan di berbagai wilayah NTT sebagai efek dari berlangsungnya El Nino sejak tahun 2023 hingga 2024. El Nino 2024 memberikan dampak yang signifikan terhadap luas panen dan produksi padi di NTT,” bebernya.
Menurutnya, hujan turun tetapi tidak merata dan intensitasnya tidak menetap. Sementara itu, di NTT juga masih banyak yang bergantung pada air hujan.
“Dampak kekeringan banyak dirasakan di daerah sentra produksi padi di NTT seperti di kabupaten Kupang, Sumba Timur dan Sumba Barat. Ketiga daerah ini menjadi penyumbang penurunan perluasan panen padi terbesar di NTT pada tahun 2024,” pungkasnya. (mey)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Jubilatio Choir asal Kota Kupang Ukir Sejarah Emas di Bali International Choir Festival |
![]() |
---|
NTT Alami Inflasi 0,96 Persen di Juli 2025, Didominasi Kenaikan Harga Pangan dan Transportasi |
![]() |
---|
Gubernur NTT Temui Pengembang Geothermal Sampaikan Rekomendasi Perbaikan Berkelanjutan untuk PLTP |
![]() |
---|
KPA NTT Gandeng Semua Pihak Cegah dan Edukasi Tanggulangi HIV/AIDS |
![]() |
---|
Ketum PAN Bakal Kirim Mobil Ambulans untuk Tiga Kabupaten di NTT |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.