Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 5 Maret 2025, Memberi Diri Berdamai dengan Allah
Kita mesti merobah sikap batin bukan hal-hal yang lahiriah seperti pakaian. Hati yang kita koyakkan dan bukan pakaian
Oleh : RP Markus Tulu SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Selasa 5 Maret 2025 ditulis RP Markus Tulu SVD berjudul, Memberi Diri Berdamai dengan Allah.
RP Markus Tulu SVD menulis renungannya merujuk pada Bacaan, Yoel. 2:12-18; 2Kor. 5:20-6:2; Mat. 6:1-6.16-18.
Berikut ini teks lengkap renungan yang ditulis oleh RP Markus Tulu SVD hari ini.
Selamat Merayakan Hari Rabu Abu Untuk Umat Katolik Sedunia.
Berbaliklah kepada-'Ku dengan segenap hatimu. Koyakkanlah hatimu, dan jangan pakaianmu. Di sini Tuhan meminta kita untuk bertobat. Kita mesti meninggalkan dosa dan berbalik kepada Allah.
Kita mesti merobah sikap batin bukan hal-hal yang lahiriah seperti pakaian. Hati yang kita koyakkan dan bukan pakaian. Karena itu hati yang menyesal dan yang mau bertobat mesti ditunjukkan sebagai arus balik dari jalan dosa menuju kekudusan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 5 Maret 2025, Rabu Abu: Puasa dan Pengharapan
Kita hendaknya dengan sikap tobat sejati berbalik kepada Allah. Allah kita adalah Allah yang pengasih dan penyayang, Dia Allah yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
Karena itu sekarang adalah saat yang tepat untuk kita memberi diri kita agar berdamai kembali dengan Allah. Saat inilah saat keselamatan yang datang dari Allah.
Saat Allah berkenan kembali atas kita yang dengan tobat sejati berbalik kepada-Nya. Saat ini adalah saat Allah kembali mendengarkan kita dan menyelamatkan kita.
Saat Allah akan kembali menolong kita. Karena itu hendaknya kita dengan sikap tobat yang murni memberi diri kita seutuhnya untuk berdamai dengan Allah.
Jalan kita berdamai dengan Allah adalah jalan kekudusan yang mesti kita lalui dengan jalan berbagi berkat, yakni memberi sedekah kepada sesama yang berkekurangan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 5 Maret 2025, Bertobatlah dan Percayalah pada Injil
Jalan berdoa yakni tenggelam dalam komunikasi intim dan mesra bersama Allah agar melalui doa sikap batin kita terus tertuntun kepada kedamaian sejati dan keharmonisan hidup dengan Allah, sesama dan alam ciptaan.
Dan jalan berpuasa yakni sikap mati raga, bentuk hidup tapa dan kenosis atau pengosongan diri agar hati kita melekat dan menyatu intim hanya kepada Allah.
Dan jalan kekudusan inilah yang mengubah sikap batin kita untuk meninggalkan ketamakan, kejahatan dan keangkuhan dan berbalik kepada Allah.(PMT)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.