Breaking News

Makan Bergizi Gratis

Ekonom Sebut Dana Jumbo MBG Berotensi Perlambat Pertumbuhan Ekonomi

Anggaran MBG hingga Rp 2 triliun per bulan sangatlah  besar, sehingga harus dipastikan terbebas dari korupsi, efisien, dan tepat sasaran.

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/BERTO KALU
MAKAN BERGIZI GRATIS - Murid SDN 2 Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, menikmati paket makan bergizi gratis yang diterima. Ekonom Universitas Paramadina mengatakan anggaran jumbo berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Dana atau anggaran jumbo untuk Program Makan Bergizi Gratis atau MBG dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.  

Adapun pemerintah menyebut program MBG bakal menyerap anggaran hingga Rp 2 triliun per bulan mulai Maret 2025.

Menurut Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin anggaran MBG hingga Rp 2 triliun per bulan sangatlah  besar, sehingga harus dipastikan terbebas dari korupsi, efisien, dan tepat sasaran.

“Rakyat pelosok dan miskin, perlu mendapatkan prioritas, bukan rakyat kelas menengah perkotaan,” ujar Wijayanto dikutip dari Kontan, Rabu (5/3/2025).

Wijayanto tak memungkiri, program MBG punya dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, hanya saja bagaimana membuat manfaat tersebut dinikmati UMKM dan tidak menyasar kelompok tertentu saja.

Meski demikian, lanjut dia, dampak negatif dari besarnya anggaran jumbo tersebut adalah APBN dinilai tidak memadai, sehingga perlu realokasi anggaran untuk memasukkan MBG senilai Rp 171 triliun di tahun 2025.

“Artinya, ada bisnis tertentu yang mengecil, ada ekosistem bisnis/supply chain yang selama ini berputar cepat harus terhenti,” terangnya.

Wijayanto mengungkapkan, dampak negatif program MBG lebih dominan ketimbang dampak positifnya. Menurutnya, program ini berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi, tetapi memperbaiki alokasi anggaran APBN.

“Kita tidak akan sanggup menampung MBG yang akan mencapai Rp 400-an triliun per tahun di masa mendatang, karena APBN kita sangat terbatas,” kata dia.

Lebih lanjut, Wijayanto menuturkan perlunya modifikasi besar terhadap program MBG di antaranya, desentralisasi pelaksanaan, libatkan kabupaten/kota, sekolah dan komite sekolah dalam pelaksanaan.

“Ini akan meningkatkan efisiensi karen ada sharing resources dan mampu menyasar daerah-daerah terpencil,” tuturnya.

Berikutnya, prioritaskan daerah miskin dan terpencil, jangan berkutat di daerah kota yang mudah dijangkau saja. Perbaiki perencanaan, buat lebih realistis, target 83 juta siswa di Desember 2025 bahkan ada info September 2025 sangat tidak realistis.

Kemudian, pertimbangkan pemberian tiga hari seminggu dan makanan tambahan bukan makanan pokok.

“Pemerintah harus open minded menerima masukan, krn ini program yg sangat besar. Lebih baik diralat oleh analisa (bermindset terbuka) daripada diralat oleh fakta alias gagal,” kata Wijayanto.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan mengatakan bahwa program makan bergizi gratis bakal menyerap anggaran hingga Rp 2 triliun per bulan. Hal ini berlaku per Maret 2025.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved