Makan Bergizi Gratis

Uskup Atambua Mgr. Domi Saku Sarankan Program Makan Bergizi Gratis Harus Libatkan Keluarga

Uskup Atambua Mgr. Domi Saku Sarankan Program Makan Bergizi Gratis harus melibatkan Keluarga, ini tujuannya.

Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM/AGUS TANGGUR
USKUP ATAMBUA - Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku, Pr, memberikan pandangan terhadap program makan bergizi gratis yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto, Senin 3 Maret 2025.   

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur

POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku, Pr, memberikan pandangan terhadap program makan bergizi gratis yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto. 

Uskup Domi menegaskan pemenuhan kebutuhan pangan yang sehat dan bergizi adalah tuntutan kemanusiaan yang harus diperjuangkan demi kesejahteraan seluruh masyarakat.

“Saya setuju bahwa setiap orang harus makan dengan baik, cukup, sehat, dan bergizi. Itu adalah hak dasar yang harus dipenuhi oleh bangsa ini sesuai dengan amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Negara didirikan untuk memastikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, tidak hanya untuk generasi muda tetapi juga bagi lansia serta mereka yang telah berjuang keras dalam hidupnya,” ujar Uskup Domi saat wawancara Pos Kupang, usai membuka RAT ke-17 CUKS Atambua, Senin 3 Maret 2025 di Aula Hotel Setia. 

Namun, Uskup Domi menyoroti pentingnya metode pelaksanaan program ini agar tidak sekadar menjadi bantuan satu arah. Menurutnya, cara yang digunakan harus melibatkan keluarga sebagai bagian dari solusi, bukan sekadar penerima manfaat.

Baca juga: Bupati Lembata Fokus Pengendalian Harga,Inflasi dan Makan Bergizi Gratis pada 100 Hari Pertama Kerja

“Saya tidak sepakat jika pendekatannya hanya memberi secara langsung tanpa melibatkan keluarga. Program ini harus dikelola dengan baik agar keluarga tetap menjadi bagian utama dalam upaya pemenuhan kesejahteraan. Pemerintah bisa membantu dalam bentuk subsidi, tetapi perencanaannya harus matang dan memastikan keluarga tetap memiliki peran aktif,” tambahnya.

Lebih lanjut, Uskup Domi menyoroti kondisi produksi pangan nasional yang menurutnya mengalami kemunduran.

Uskup menyebut masyarakat sebenarnya memiliki kesiapan untuk berproduksi, tetapi tidak didukung secara optimal sehingga Indonesia cenderung bergantung pada impor.

“Masyarakat kita sebenarnya siap untuk berproduksi, tetapi potensi ini tidak dikembangkan secara maksimal menjadi produk nasional. Akibatnya, produksi pangan kita merosot dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Kita harus kembali memperkuat sektor produksi dalam negeri agar tidak hanya bergantung pada bantuan, tetapi juga menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan,” tegasnya.

Baca juga: Anggaran Makan Bergizi Gratis Naik, Dari Rp 71 Triliun Jadi Rp 336 Triliun pada 2026

Menurutnya, program makan bergizi gratis dapat menjadi solusi baik asalkan dikelola dengan pendekatan yang tepat, terutama dengan mendorong partisipasi aktif keluarga dan komunitas dalam meningkatkan produksi serta distribusi pangan nasional. 

Uskup berharap kebijakan ini tidak hanya menjadi proyek jangka pendek, tetapi juga memberikan dampak nyata dalam jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia. (Gus). 

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

 

 


 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved