Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 2 Februari 2025: Sukacita Kasih dan Pengampunan 

Simak selengkapnya Renungan Harian Katolik yang ditulis merujuk pada bacaan Injil Lukas 6:39-45.

Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM/PAUL BURIN
ROMO MAXI - RD. Dr. Maxi Un Bria, S.Ag, M.Sos menulis Renungan Harian Katolik Minggu 2 Februari 2025 dengan judul Sukacita Kasih dan Pengampunan. 

Oleh: RD. Dr. Maxi Un Bria

POS-KUPANG.COM - Simak selengkapnya Renungan Harian Katolik yang ditulis merujuk pada bacaan Injil Lukas 6:39-45.

Apakah kita merasa damai dalam diri saat mengasihi dan mengampuni sesama dengan tulus? 

Pertanyaan ini membantu kita untuk merenungkan wejangan Yesus dalam bacaan suci  hari ini. 

Kecenderungan manusia untuk menilai buruk dan menghakimi sesama telah menutup hati dan pikiran menemukan kebaikan dan hal-hal positif pada sesama. 

Sebaliknya kemampuan melihat hal- hal baik dan positif pada sesama melahirkan sukacita kasih dan damai di hati yang berkanjang. 

Yesus mengingatkan orang Kristen Yahudi dan khalayak untuk pertama-tama mengembangkan kasih yang tulus, diikuti sikap refleksi dan introspeksi diri sebelum memberikan penilaian buruk terhadap sesama. 

Karena jika manusia  fokus memperhatikan kekurangan dan kesalahan sesama  dapat membutakan hati dan mata dalam melihat kekuragan dan keburukan diri sendiri. 

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 2 Maret, Jangan Menghakimi

Maka upaya mengembangkan kekuatan refleksi diri yang diikuti dengan komitmen mengembangkan kasih yang tulus serta fokus melakukan perbuatan baik dalam hidup dapat meminimalisir kecendrungan berprasangka buruk, menghakimi dan bersikap negatif terhadap sesama. 

Sukacita kasih dan pengampunan yang mengalir dari kedalaman hati yang tulus membuahkan kata-kata dan sikap-sikap baik yang berkontribusi bagi harmonitas sosial dan damai sejahtera dalam hati, keluarga, komunitas dan masyarakat. 

Bukankah apa yang terekspresi dalam kata dan sikap mengalir dari dalam hati ? 

Memang demikian  adanya sehingga Yesus meminta kita untuk mengembangkan budaya kasih yang tulus dan berkualitas dengan mengembangkan kekuatan refleksi dan introspeksi diri dalam hidup.

Sebagaimana syair lagu Ebiet G. Ade. Tengoklah ke dalam sebelum bicara. Karena bagi Yesus, setiap pohon dilihat dari buah yang dihasilkannya.

Semoga kita menjadi pohon -pohon baik yang terus berbuahkan kebaikan dalam kata dan sikap , demi memuliakan Allah, melayani sesama, dan merawat alam semesta. Salve. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

 

 

 

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved