Peringatan Dini BMKG, Waspada Hujan Lebat 25 Februari hingga 3 Maret 2025, ini Dampaknya

POS-KUPANG.COM - Peringatan Dini BMKG untuk cuaca sepekan ke depan, 25 Februari hingga 3 Maret 2025. Waspada hujan lebat.

BMKG menjelaskan ada sejumlah gangguan atmosfer yang mempengaruhi Cuaca di Wilayah Indonesia sepekan ke depan.

Gangguan Atmosfer tersebut antara lain siklon tropis, gelombang atmosfer, dan sirkulasi siklonik.

Dalam laman resminya, Selasa (25/2/2025), BMKG menyebut, terpantaunya Siklon Tropis Bianca di Samudera Hindia Selatan Jawa memberi dampak tidak langsung terhadap potensi pertumbuhan awan hujan khususnya di wilayah Selatan Indonesia.

Baca juga: Prediksi BMKG, Cuaca Hari Ini 24 Februari 2025 Sebagian Kota Besar Hujan Petir, NTT Hujan Ringan

“Kondisi tersebut dapat menyebabkan signifikansi cuaca dengan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang di wilayah Lampung, Banten, dan pesisir Selatan Jawa Barat,” jelas BMKG.

Selain itu, BMKG juga mendeteksi kombinasi gelombang atmosfer, yakni Low Frequency, Kelvin, dan Rossby Ekuatorial pada pekan ini masih berpotensi meningkatkan pembentukan pola sirkulasi siklonik dan aktivitas konvektif pada sebagian besar wilayah Sumatera, Kalimantan bagian barat, Maluku, Papua Barat, dan Papua Barat Daya.

“Hal tersebut tentu saja dapat menyebabkan potensi hujan dengan intensitas signifikan di beberapa wilayah di Indonesia menjadi lebih persisten,” tulis BMKG.

Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan

BMKG memprakirakan kondisi cuaca di Indonesia dalam sepekan ke depan masih dipengaruhi sejumlah fenomena atmosfer. Satu di antaranya adalah Siklon Tropis Bianca yang terletak di Samudra Hindia selatan Jawa.

Siklon tropis ini bergerak ke arah barat-barat daya dengan kecepatan angin maksimum mencapai 55 knot, sehingga masih memberikan dampak tidak langsung terhadap peningkatan curah hujan di Sumatra bagian selatan dan sebagian Jawa.

Baca juga: Puncak Musim Hujan Hingga Maret-April 2025, BMKG Ingatkan Waspada Cuaca Ekstrem Saat Mudik Lebaran

“Selain siklon tropis, sirkulasi siklonik juga terpantau di perairan barat Bengkulu dan Laut Arafura selatan Papua Selatan. Sirkulasi-sirkulasi ini memicu pembentukan daerah perlambatan angin (konvergensi) memanjang di Samudra Hindia barat Lampung, dan dari Laut Arafura hingga Papua Selatan bagian selatan,” tulis BMKG.

Tidak hanya itu, BMKG juga mendeteksi bahwa gelombang ekuator, Monsun Asia, dan Madden-Julian Oscillation (MJO) juga ikut andil dalam peningkatan potensi cuaca signifikan di sebagian wilayah.

Meskipun saat ini berada di fase 8 (Belahan Bumi bagian Barat dan Afrika), secara spasial MJO masih aktif di sebagian wilayah Maluku Utara, Maluku, serta sebagian besar Papua, yang berpotensi mempengaruhi dinamika atmosfer di daerah tersebut. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS