Hamas

PBB Kecam Parade Peti Mati Sandera Israel di Gaza oleh Kelompok Hamas

Baik Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres maupun kepala HAM PBB Volker Turk mengutuk tindakan tersebut.

Editor: Ryan Nong
SERAMBINEWS/khaberni/tangkap layar
PARADE PETI MATI - Tangkap layar Khaberni, Kamis (20/2/2025) menunjukkan empat peti mati hitam berisi empat jenazah sandera Israel yang diserahterimakan dari Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, ke pihak Palang Merah Internasional untuk diberikan ke pihak Israel. Prosesi ini dilakukan di Khan Younis, Gaza Selatan. 

POS-KUPANG.COM, NEW YORK -  PBB mengecam tindakan 'parade peti mati sandera' yang dipertontonkan oleh Kelompok Hamas pada Kamis (20/2/2025). Peti mati jenazah sandera Israel itu diserahkan di Gaza.

Dikutip dari VOA, militan Hamas mempertontonkan empat peti mati hitam di atas panggung di tengah reruntuhan kota Khan Younis di Gaza selatan yang dikelilingi oleh spanduk, termasuk spanduk besar yang menggambarkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai vampir.

Ribuan orang, termasuk sejumlah besar militan bertopeng dan bersenjata, menyaksikan peti mati dimuat ke kendaraan Palang Merah sebelum dibawa ke pasukan Israel.

Baik Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres maupun kepala HAM PBB Volker Turk mengutuk tindakan tersebut.

“Kita telah melihat bagaimana Hamas menyerahkan jenazah seorang ibu dan dua anak dari keluarga Bibas, serta jenazah seorang pria berusia 84 tahun. Saya dapat memberi tahu Anda bahwa Sekretaris Jenderal mengutuk “tontonan” peti jenazah sandera yang meninggal dengan cara seperti ini pagi ini, yang merupakan tindakan yang menjijikkan dan mengerikan,” ujar Stephane Dujarric, Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres

“Tontonan jenazah dengan cara yang terlihat pagi ini menjijikkan dan kejam, dan bertentangan dengan hukum internasional,” kata Volker Turk, komisaris tinggi PBB untuk hak asasi manusia, dalam sebuah pernyataan.

“Berdasarkan hukum internasional,” katanya, “setiap penyerahan jenazah harus mematuhi larangan perlakuan yang kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat, yang menjamin penghormatan terhadap martabat almarhum dan keluarga mereka.”

Berbicara atas nama sekretaris jenderal PBB, juru bicaranya, Stephane Dujarric, mengatakan, “Sekretaris Jenderal menegaskan kembali seruannya kepada pihak-pihak terkait untuk mematuhi komitmen mereka guna melanjutkan implementasi penuh kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera. Ia mendesak semua pihak yang bertikai untuk menghormati jenazah korban tewas dan mengembalikan mereka kepada keluarga mereka sesuai dengan kewajiban yang berlaku berdasarkan hukum humaniter internasional dan hukum hak asasi manusia.”

Hamas menyerahkan jenazah empat sandera Israel, yang disebut-sebut termasuk seorang ibu dan dua anaknya yang telah lama dikhawatirkan tewas dan menjadi simbol penderitaan bangsa itu setelah serangan 7 Oktober 2023.

Jenazah yang dibebaskan pada hari Kamis disebut-sebut adalah Shiri Bibas dan dua anaknya, Ariel (4 tahun) dan Kfir (9 bulan), serta Oded Lifshitz, yang berusia 83 tahun saat diculik. Kfir adalah tawanan termuda yang ditawan ketika itu.

Hamas mengatakan keempatnya tewas bersama pengawal mereka dalam serangan udara Israel.

Setelah peti jenazah dikembalikan ke Israel, militer mengadakan upacara kecil pemakaman sebelum memindahkan jenazah ke laboratorium untuk identifikasi DNA. (*)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved