Makan Bergizi Gratis

Wapres Gibran Temukan Pisang Busuk, Program MBG Akan Dievaluasi

Gibran meminta maaf atas kejadian tersebut dan berjanji akan mengevaluasi kualitas makanan dalam program makan bergizi gratis.

Editor: Ryan Nong
KOMPAS.com/Rahel
TEMUKAN PISANG BUSUK - Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka meninjau Puskesmas Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Selasa (18/2/2025). Dia berjanji akan mengevaluasi program MBG buntut ditemukan pisang busuk dalam menu di SMAN 13 Jakarta Utara. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menemukan buah pisang yang terlalu matang atau busuk dalam menu MBG di SMAN 13 Jakarta Utara.

Gibran meminta maaf atas kejadian tersebut dan berjanji akan mengevaluasi kualitas makanan dalam program makan bergizi gratis (MBG). 

"Hari ini untuk buah akan kami evaluasi lagi dan sekali lagi saya mohon maaf ya untuk SMA 13," kata Gibran pada Selasa (18/2/2025), dikutip dari Kompas.com. 

Ia juga berjanji akan selalu mengevaluasi pelaksanaan MBG di sekolah-sekolah seluruh Indonesia.

"Kita tiap hari akan mengevaluasi, jika ada yang kurang silakan. Semua masukan, kritikan, evaluasi kami tampung," ungkap dia.

Gibran pun berharap semua pihak turut memberikan masukan.

"Sekali lagi ini terima kasih tadi yang memberi masukan justru teman-teman yang ada di sini ya," ujar dia.

Dalam kunjungannya ke SMAN 13 Jakarta Utara, Gibran disambut meriah oleh siswa-siswi sekolah menengah atas.

Di akhir kunjungannya, Gibran sempat berfoto bersama pihak sekolah dan para siswa di lapangan. Gibran juga dikerumuni para siswa-siswi yang meminta untuk berswafoto bersama.

Kantin Sekolah Minta MBG Dibagi Siang Hari

Sementara itu, sejumlah pemilik kantin sekolah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mengharapkan pemerintah mendistribusikan makanan bergizi gratis (MBG) pada siang hari. 

Ada alasan yang melatari permintaan tersebut. Banyak dagangan di kantin sekolah yang tidak laku jika MBG dibagikan pagi hari.

Dua pengelola kantin di SMPN 5 Ngawi menyampaikan harapan mereka pada Selasa (18/2/2025). 

Puji Lestari, salah satu pengelola kantin, mengatakan bahwa jika MBG diberikan siang hari, siswa masih memiliki kesempatan membeli nasi bungkus pada pagi hari.

"Terlebih masih ada siswa yang tidak sarapan saat berangkat sekolah," ujarnya.

Puji menambahkan, jika MBG dibagikan pagi hari, nasi yang dijual di kantin akan banyak yang tidak terjual.

"Kebanyakan siswa membeli nasi bungkus saat jam istirahat pertama sekitar pukul 09.30 WIB. Kalau MBG dibagikan pagi, nasi kami di kantin tidak ada yang laku," keluhnya.

Kekhawatiran Puji beralasan. Ia mengatakan, setelah mendapatkan MBG pada pagi hari, siswa cenderung sudah kenyang dan tidak akan membeli makanan di kantin.

"Kalau MBG ini berjalan pagi hari, lalu nasib kami penjual makanan di kantin sekolah bagaimana?" ujar Puji.

Ia menegaskan tak menolak program MBG. Hal yang perlu diperhatikan adalah pendistribusiannya.

"Kalau dibagikan siang, siswa tetap masih jajan di jam istirahat pertama karena tidak semua siswa sarapan dari rumah," ungkap Puji.

Senada dengan Puji, Armiana pun berharap jadwal pendistribusian MBG tetap dilakukan untuk makan siang. Dengan demikian, pengelola kantin masih dapat meraih keuntungan dari penjualan sarapan pagi.

Dalam sehari, Armiana dapat menjual lebih dari 50 bungkus nasi dengan harga Rp 5.000 per bungkus.

"Namun bila MBG dibagi pagi hari, bisa jadi nasi bungkus kami tidak lagi terjual," kata Armiana.

"Kalau mau dikasih MBG tidak apa-apa. Tetapi kami minta jangan dibagi pagi hari. Nanti dagangan kami tidak laku lagi," tambahnya. (*)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved