Anker Wisata Budaya

Sedo Uwi Keluarga Besar Kelitei untuk Lestarikan Reba

Jika kedamaian ada maka ada cinta kasih. Jika ada cinta kasih maka Tuhan akan hadir.

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/EKLESIA MEI
TARIAN TRADISIONAL NGADA- Para sesepuh Kelitei, ketua IKADA, Pater dan peserta lainnya melakukan tarian adat Ngada dalam syukuran Reba di Tofa, Kupang, Sabtu (15/2/2025). 

Upacara adat reba, kata Siprianus juga sebagai bentuk menghormati nenek moyang dan menyatukan semua anggota suku.  

“Upacara adat Reba merupakan wadah resolusi konflik yang merupakan local wisdom atau kearifan lokal unik dalam etnis Bajawa di Kabupaten Ngada. Keunikan ini, karena hanya terjadi pada etnis Bajawa di Kabupaten Ngada,” bebernya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, ketika upacara adat Reba, setiap suku dalam satu rumah adat akan membahas berbagai persoalan dalam suku. Jika sebelumnya ada konflik antar anggota suku, maka Reba sebagai media untuk menyelesaikan konflik, dan saling berdamai penuh cinta kasih dalam rumah adat.

“Pesta adat Reba membentuk identitas masyarakat Ngada untuk menjadi Masyarakat yang full of brotherhood and love of peace,” pungkasnya.

Tujuh Romo/Pater yang ikut dalam perayaan misa syukuran tersebut yaitu P. Tinus Lado (Pemimpin Misa), P. Oris Liko (Pengkotbah), P. Maxi Genggeng, P. Sius Nena, P. Felix Elanvunkal, P. Dami Leang Lengari dan P. Wili Roja Foju. (eklesia mei)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved