Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Senin 17 Februari 2025, Memberi dan Menyembah

Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, kita ada untuk menyembah Tuhan. Saat kita memberi dalam ibadah, kita sedang memposisikan diri kita sebagai penyembah.

Editor: Oby Lewanmeru
BatamTribunnews.com
Ilustrasi doa kristen 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Renungan Harian Kristen Senin 17 Februari 2025 dengan judul Memberi dan Menyembah.

Bangsa itu bersukacita atas kerelaan mereka masing-masing,
sebab dengan tulus hati mereka memberikan persembahan sukarela kepada TUHAN.

Renungan Harian Kristen ini merujuk pada 1 Tawarikh 29:1-9.

Artikel ini dilansir dari buku Renungan Harian Suluh Injil, ditulis oleh anggota Komunitas Suluh Injil.

Renungan berdasarkan Alkitab dan ajaran iman Kristen, yang bersumber dari Alkitab - LAI Terjemahan Baru Edisi 2 (TB2).

Baca juga: Renungan Harian Kristen Minggu 16 Februari 2025, Persembahan: Kualitas atau Kuantitas?

POS-KUPANG.COM telah mendapat izin dari Pdt. Yudith A. Nunuhitu Follabessy, M.Si, anggota Tim Penyusun Renungan Harian Suluh Injil edisi Februari 2025. 

Simak selengkapnya Renungan Harian Kristen:

Raja Daud mengajarkan kepada kita bahwa Allah adalah Raja, Ia adalah Pemilik segala sesuatu termasuk yang ada pada kita.

Apa artinya kita memberikan persembahan kepada Sang Raja? Dalam dunia kita, memberikan sesuatu kepada raja dianggap sebagai kejahatan suap atau grtifikasi dengan motivasi ingin mendapatkan imbalan jasa berupa promosi jabatan atau keuntungan dan kenyamanan sosial-politik-ekonomi.

Dalam iman Kristen memberikan persembahan merupakan bagian dari aktivitas penyembahan. Tidak ada pemyembahan tanpa “memberi” persembahan.

Sehingga ada kalimat bijak, “kita dapat memberi tanpa menyembah, tetapi kita tidak mungkin menyembah tanpa memberi.” Ketika kita memberikan bantuan kepada orang miskin, kita tidak sedang menyembah orang
itu, tetapi pemberian kita adalah wujud penyembahan kita kepada Tuhan yang sudah memberi lebih dahulu kepada kita.

Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, kita ada untuk menyembah Tuhan. Saat kita memberi dalam ibadah, kita sedang memposisikan diri kita sebagai penyembah.

Memberi berarti mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan. Sebab jika bukan para penyembah yang mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan, lalu siapa yang kita harapkan akan mendukung pekerjaan Tuhan?

Dalam pengalaman bergereja, ada kalanya kita meminta dukungan dari pihak luar jemaat untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pelayanan.

Apakah ini dapat dibenarkan? Bukankah mereka juga adalah bagian dari jemaat lain yang juga
mengharapkan dukungan bagi jemaat mereka sendiri?

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved