Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 7 Februari 2025, Menjadi Orang Baik Itu Pilihan
Ia memiliki iman yang teguh. Imannya itu juga yang mendasari pilihan moralnya
Oleh : Pastor Jhon Lewar SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Jumat 7 Februari 2025, Menjadi Orang Baik Itu Pilihan
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz, STM Nenuk Atambua Timor
Hari biasa Pekan ke 4
Lectio: Ibrani 13:1-8; Mazmur 27:1,3,5,8b-9abc;
Markus 6:14-29
Meditatio:
Bunda Theresa pernah berkata, “Menjadi orang baik adalah pilihan. Tidak ada orang yang dilahirkan menjadi baik atau buruk.” Kita selalu dihadapkan dengan pilihan dalam hidup.
Kita memilih mencintai atau membenci; memaafkan atau mendendam; taat aturan atau melanggarnya; untuk menjadi pemecah masalah atau sumber masalah; dan lain-lain. Untuk menjadi orang baik, kita membutuhkan keberanian moral.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 5 Februari 2025, “Kecewa dan Menolak Dia”
Dalam Injil hari ini disajikan di hadapan kita seorang tokoh yang memiliki keberanian moral. Teladan itu adalah Yohanes Pembaptis. Karena keteguhan moralnya, dia berani mati.
Yohanes dieksekusi karena menegur Herodes dengan keras. Sang raja ia kecam karena bertindak melawan hukum Yahudi dengan menikahi Herodias, istri Filipus, padahal Filipus adalah saudara Herodes sendiri.
Yohanes Pembaptis adalah model bagi kita semua. Ia memiliki iman yang teguh. Imannya itu juga yang mendasari pilihan moralnya, dan karena itu pulalah dia berani bertindak dan menyuarakan kebenaran kendati nyawa jadi taruhannya.
Tokoh lain yang ditampilkan dalam Injil hari ini adalah Herodes serta Herodias dan anak perempuannya. Raja Herodes dengan penuh ketakutan serta rasa bersalah meyakini bahwa Yesus adalah reinkarnasi dari
Yohanes Pembaptis yang telah dipancung.
Herodes sebenarnya sangat menghormati Yohanes, sebagaimana juga akan terjadi pada Yesus ketika
dibawa ke hadapannya. Ketika anak perempuan Herodias meminta kepala Yohanes, Herodes merasa sedih.
Sebenarnya ada kesempatan bagi Herodes untuk membebaskan Yohanes tetapi tidak dilakukannya karena
gengsi di hadapan tamu-tamunya. Herodes bisa memilih melakukan yang baik dan benar, tetapi dia tidak membuatnya.
Herodias dan anak perempuannya ditampilkan sebagai orang-orang yang menggunakan kesempatan untuk mencari keuntungan sendiri. Herodias tentu juga mendengar teguran keras Yohanes kepada Herodes karena
mengambil dia sebagai istrinya.
Ketika mendengar teguran itu, Herodias tentu bisa memperbaiki perbuatannya dan kembali kepada Filipus.
Ada kesempatan bagi Herodias untuk melakukan sesuatu yang baik, yakni pertobatan. Akan tetapi, dengan mendendam kepada Yohanes, ada kesan bahwa Herodias juga menghendaki hidup bersama dengan Herodes.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.