Flores Timur Terkini

Putri Pak Tani Bisnis Tenun Berdayakan Perempuan di Flores Timur NTT

Para penenun tertarik menjalin kerjasama dan bermitra dengan Putri Pak Tani. Produk yang mereka hasilkan dipasarkan Fitria.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/PAUL KABELEN
TENUN IKAT - Fitria Dahlan (31) berpose di Galeri Putri Pak Tani di Desa Lamahoda, Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT. Fitria merintis usaha tenun ikat sejak 2018 dan semakin eksis hingga 2025. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Lapak Putri Pak Tani kian eksis setelah tertatih-tatih dirintis Fitria Dahlan (31) sejak 2018. Tak banyak kaum muda berstatus sarjana yang bekerja merdeka dengan merintis usaha. Fitria membuktikannya selama tujuh tahun, 2018-2025.

Perempuan asal Desa Lamahoda, Kecamatan Adonara, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu memiliki usaha tenun dengan memberdayakan sesama kaum perempuan "Nusa Tadon", sebutan untuk Pulau Adonara.

Baginya, karya tenun merupakan kekuatan dan martabat kaum perempuan. Putri Pak Tani juga memiliki filosofi tentang dirinya sebagai anak perempuan yang terlahir dari keluarga petani.

Merujuk pada frasanya, nama Putri Pak Tani memang melekat dengan usaha pada bidang pertanian. Fitria tetap menggunakan nama itu karena sudah familiar di mata pengguna sosial media khususnya facebook dan instagram, sebelum ia merintis bisnis tenun.

"Saya suka tulis-tulis (status) motivasi dengan nama (akun) Putri Pak Tani, ternyata banyak orang yang suka dan menerima motivasi itu. Akhirnya nama Putri Pak Tani saya pakai juga untuk usaha," katanya, Kamis (6/2/2025).

Baca juga: Berkas Bupati dan Wakil Bupati Terpilih Diserahkan ke DPRD Flores Timur

Fitria menghadirkan ide untuk berbisnis tenun, menggandeng penenun Adonara, terutama di Kecamatan Witihama, Kelubagolit, Ile Boleng, dan Adonara. Koneksi yang ia bangun sudah menghimpun sekira 20-an penenun.

Para penenun tertarik menjalin kerjasama dan bermitra dengan Putri Pak Tani. Produk yang mereka hasilkan dipasarkan Fitria.

Selain di dalam daerah, karya tenunnya pernah dikirim ke Kalimantan, Papua, bahkan Malaysia.

Fitria tertarik dengan berwirausaha tenun saat masih bertatus mahasiswi Fakultas Hukum di Universitas 45 Makassar. Dalam gelaran acara, Fitria dan rekan mahasiswa asal Flores Timur di Makassar selalu mengenakan busana adat.

"Saya mulai berpikir melakukan sesuatu dengan tenun. Selain untuk penghasilan, saya juga ingin membantu para penenun kita untuk memperkenalkan karya yang kita punya keluar wilayah untuk menambah penghasilan" ujarnya.

Tenun yang dihasilkan berupa selendang, sarung, dan beragam riasan dinding rumah. Beragam karya tangan perempuan Adonara itu dinilai sangat bagus, namun sulit dipromosi ke pasaran luas.

Peluang yang menguntungkan itu sukses ia tangkap. Harga terendah dibanderol sebesar Rp 100.000 semakin diburu pelanggan baik dari dalam maupun luar wilayah NTT. Mereka yang memesan tenun umumnya warga Flores Timur di tempat perantauan. 

Fitria memiliki galery Lapak Putri Pak Tani di rumahnya. Di sana dipampang puluhan lembar kain tenun. Selain menjual offline, perempuan kelahiran 6 Desember 1993 ini tak ketinggalan jaman. Platform media sosial facebook, tiktok, dan instagram juga ia manfaatkan agar produk mama-mama penenun semakin terkenal.

"Di media sosial, saya pakai nama Putri Pak Tani. Nama ini cukup familiar, Selama ini memang usaha tenun ibu-ibu hanya secara offline, karena memang keterbatasan mereka untuk kembangkan lewat online," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved