Anker UMKM
Ayam Kampung "Beri" Lidia Rp 3 Juta Tiap Bulan
Modal awal dalam mengembangkan usaha sejak awal dengan nekat meminjam uang di koperasi.”
“Mama Lidia belum pernah mendapat sentuhan dari pemerintah untuk mendukung usaha kecilnya. Modal awal dalam mengembangkan usaha sejak awal dengan nekat meminjam uang di koperasi.”
POS-KUPANG.COM - Setiap pagi pukul 07.00 Wita Lidia Dhone (48) sudah berada di lapaknya di pintu masuk Pasar Bobou Bajawa untuk mulai berjualan.
Lidia merupakan seorang Ibu rumah tangga. Sejak anak pertama masuk TK, ia sudah bergelut dengan usaha menjual ayam kampung sebagai sumber ekonomi bagi keluarganya.
"Ini menjadi tumpuan kami menghidupi keluarga sejak dari dulu," ujar Lidia Dhone sambil memperhatikan beberapa jenis ayam kampung yang dibelinya dari warga kampong yang menjual ayam tersebut.
Sejak 22 tahun lalu Lidia Dhone bergelut dengan usaha jualan ayam kampung. Bahkan saat pertama kali merintis usaha tersebut anak pertama baru masuk Taman Kanak-kanak (TK) dan saat ini anak tersebut sudah bekerja di salah satu BUMN.
Konsistensi Lidia menjadi kunci sehingga usahanya ini bisa menghidupi keluarganya. Bahkan dari usaha ini dirinya sudah bisa membangun rumah dan sekolahkan anak hingga perguruan tinggi.
Menurut ibu dua anak ini, usaha apa saja yang penting konsisten. Tidak ada kata menyerah saat usaha tidak berjalan dengan baik. Sepanjang 22 tahun menjadi pedagang ayam kampung di Pasar Bajawa Ia mengalami suka dan duka.
Bahkan suatu waktu Lidia mengalami kerugian yang cukup besar karena ayam kampung yang dibeli dari kampung-kampung terkena virus dan mati. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat untuk terus berusaha.
"Setiap usaha pasti ada untung rugi. Apalagi kita ini usaha jualan ayam yang rawan terkena virus," ungkapnya.
Menjual ayam kampung sudah menjadi usaha yang dicintainya. Sementara suaminya Agustus Radho keseharian sebagai petani.
Ia bersyukur karena dari penjualan ayam tersebut dirinya bisa meraup keuntungan hampir Rp 3.000.000 rupiah perbulan. Penghasilan itu terhitung bersih. Sebab, setiap ayam yang dijual saat ini dari harga Rp.80.000 hingga Rp.300.000 per ekor.
Menurut Lidia, konsumsi ayam kampung di Kota Bajawa cukup tinggi. Apalagi saat musim Reba, acara adat tahunan bagi suku-suku di Bajawa. Selain itu juga permintaan cukup tinggi saat perayaan hari besar seperti Natal, Paskah, Tahun Baru bahkan Lebaran.
"Saat ini jualan kita cukup tinggi karena musim pesta adat Reba. Sebentar lagi juga ada lebaran. Muda -mudahan banyak pembeli cukup banya," ungkap Ibu asal Bogenga, Kecamatan Bajawa ini.
Berjualan sejak puluhan tahun lalu, Mama Lidia bahkan belum pernah mendapat sentuhan dari pemerintah untuk mendukung usaha kecilnya. Modal awal dalam mengembangkan usaha sejak awal dengan nekat meminjam uang di koperasi. Menurutnya, meminjam uang di koperasi tidak ada salahnya asalkan untuk mendukung usaha.
"Kami sejak awal modal dari pinjaman koperasi. Nekat saja pinjam asalkan untuk usaha," imbuhnya, sambil tersenyum.
Ia berharap usaha yang Ia geluti sejak lama ini terus membawa berkat bagi kehidupan keluarga. "Sudah tua juga tidak bisa kerja yang berat-bert. Jual ayam dan jual sayur sudah cukup pak," timpalnya. (charles abar)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.