Anker Wisata Budaya

Atraksi Sagi So’a dan Larik Riung Bakal Dipentaskan di Kota Kupang

Budaya Sagi ini adalah tinju adat yang dilaksanakan pada setiap tahun di daerah Ngada di sub etnis Soa dan Larik dari Riung yang merupakan cambuk.

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/HO-FORTUNA
ATRAKSI BUDAYA NGADA - Sagi merupakan atraksi tinju adat yang diyakini orang Ngada syarat pesan perjungan dan persahabatan. 

“Ngada memiliki dua suku etnis yaitu Soa ada budaya Sagi dan Riung budaya Larik. Budaya Sagi ini adalah tinju adat yang dilaksanakan pada setiap tahun di daerah Ngada di sub etnis Soa dan Larik dari Riung yang merupakan cambuk.”

 

POS-KUPANG.COM - Atraksi Sagi Soa dan budaya Larik Riung bakal dipentaskan di Kota Kupang, ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Atraksi dan pentas budaya itu akan dipentaskan Ikatan Keluarga Ngada ( IKADA ) Kupang.  

Ketua IKADA Kota Kupang, Dr. Siprianus Radho Toly, PGD, MSc  menjelaskan, acara pentas budaya itu nantinya akan berlangsung pada bulan Agustus 2025 di Alun-alun Kota Kupang.

“Kami rencanakan akan adakan pentas budaya sagi dari Soa dan larik dari Riung di Kota Kupang ini. Hal ini kami lakukan agar publik Kota Kupang mengetahui bahwa kami di Ngada memiliki kekayaan budaya yang luar biasa dan kali ini kami tampilkan budaya Sagi dan larik menjadi berguna dari budaya di Kabupaten Ngada,” ungkap Siprianus.

Siprianus menjelaskan, masyarakat di Kabupaten Ngada bukan saja memiliki budaya Jai dan budaya Reba juga memiliki budaya lainnya seperti Sagi dan Larik.

“Sebenarnya kami di Ngada juga memiliki dua suku etnis yaitu Soa ada budaya Sagi dan Riung ada budaya larik. Budaya Sagi ini adalah tinju adat yang dilaksanakan pada setiap tahun di daerah Ngada di sub etnis Soa dan Larik dari Riung yang merupakan cambuk,” jelas Siprianus.

Dia juga menyebut, estimasi peserta yang hadir dalam pentas budaya tersebut sebanyak 2 sampai 3 ribu peserta.

“Jadi kami mengundang warga Kota Kupang untuk bersama-sama menonton pentas budaya ini. Bagi para peserta tidak dipungut biaya atau bayar karcis, tapi gratis untuk semua orang,” ucapnya.

Dia pun mengajak warga IKADA yang ada di Kota Kupang untuk mendukung kelancaran acara pentas budaya tersebut.

“Mari kita mendukung acara ini dengan 48 paguyuban atau 48 kelompok arisan orang Ngada yang ada di Kota Kupang ini. Mari kita mendukung agar pelaksanaan pentas budaya Sagi Soa dan Larik Riung berjalan baik,” ajaknya.

Dikutip dari http://clarrinebero.blogspot.com, Sagi merupakan salah satu bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat dalam kampung atas hasil panen yang diwujudkan dalam bentuk ritual tinju tradisional (adat) di wilayah Kecamatan Soa, Kabupaten Ngada.

Acara ini menampilkan pertarungan yang sengit antara dua pasangan pemuda yang dipilih dan kadang hingga babak belur serta berdarah. Peserta tinju adat (sagi) ini biasanya terdiri dari dua kubu yang berlawanan.

Petinju dari kedua kubu tersebut biasanya para pemuda yang dipilih secara acak dari kerumunan penonton yang menyaksikan pagelaran tinju adat tersebut.

Para petinju dipilih Mosa (panitia) acara. Peralatan tinju yang dipakai masih sangat tradisional, yaitu berupa tanduk kerbau yang dilapisi dengan ijuk (tai kolo atau Woe). Sedangkan pakaian yang digunakan berupa Lesu (ikat kepala), selendang (untuk penutup dada), dan Ragi(kain tenun penutup tubuh bagian bawah).

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved