Liputan Khusus

Lipsus - Banjir Bandang Terjang Sikka NTT, Tanaman Pertanian 'Disapu'

Ia mengaku sebagian jagung sudah memasuki musim panen sedangkan yang lain masih proses berbunga.

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/GORDI DONOVAN
WARGA LIHAT JAGUNG - Warga Dusun Magelo'o, saat melihat tanaman jagung yang sudah rata tanah tersapu banjir di Desa Reroroja, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur, Minggu (2/2/2025). 

POS-KUPANG.COM, MAUMERE -  Hujan disertai angin kencang melanda wilayah Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, Flores pada Sabtu (1/2). Akibatnya, sejumlah tanaman pertanian terbawa banjir.

Tanaman paling banyak tersapu banjir adalah tanaman jagung milik Theresia Liles Suryani (43) warga Dusun Magelo'o Desa Reroroja Kecamatan Magepanda. Tanaman jagung seluas 2, 5 hektar miliknya sudah rata tanah. Peluang untuk menikmati jagung pun pupus.

"Saya punya dua tempat tanaman jagung. Sekitar 2.5 hektar jagung semua rata tanah. Ini sudah tidak bisa lagi panen. Kalau sudah tidur begini kami pasrah sudah,"ujar Theresia pada Minggu (2/2/2025).

Ia mengaku sebagian jagung sudah memasuki musim panen sedangkan yang lain masih proses berbunga.

"Yang tersapu banjir ini sudah mau berbuah. Sedangkan yang lain masih kecil. Yang mau dekat panen ini banyak yang terbawa banjir,"ujarnya.

Theresia mengaku hujan disertai angin kencang melanda wilayah itu sejak Sabtu (1/2/2025) sore sekitar pukul 18.00 Wita. Ia mengaku kaget saat bangun pada Minggu pagi, sungai Magepanda sudah meluap dan tanaman jagung sudah disapu banjir.

Ia mengatakan, tak ada lagi harapan untuk bisa bertahan hidup karena satu-satunya sumber penghasilan yaitu kebun jagung.

Selain merusak tanaman jagung warga, sejumlah rumah dan gedung SMP Imam Magepanda juga terendam banjir, Warga setempat panik dan menyelamatkannya barang mereka ke tempat yang lebih aman.

Sejumlah guru di SMP Imakulata Magepanda berupaya mengevakuasi ijazah dan rapor siswa saat terjadi banjir. Jalur listrik di wilayah itu pun padam sehingga proses evakuasi menggunakan penerang lampu senter.

"Kami berupaya evakuasi barang-barang sekolah seperti ijazah dan rapor siswa," kata seorang guru SMP Imakulata Magepanda.

Selain itu, sejumlah rumah seperti di Desa Wodamude terendam banjir dengan ketinggian sekitar 1 meter. Warga setempat panik dan menyelamatkannya barang mereka ke tempat yang lebih aman.

"Sampai sekarang masih banjir, ketinggian sekitar 1 meter, kejadian sekitar mulai jam 05.00 Wita. Sawah-sawah terendam habis. Listrik padam," kata Bintang Ture, Warga Desa Wodamude, Sabtu malam.

Kata dia, warga mulai mengungsi ke rumah kerabat yang tidak terendam banjir.

Selain itu, sebuah rumah di Dusun Nangarasong, Desa Kolisia, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka rusak berat akibat tertimpa pohon. Pohon itu tumbang setelah hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah tersebut.

Remigius Yansen, pemilik rumah itu, mengaku kaget ketika mendengar suara keras dari belakang rumahnya. Dia dan keluarganya langsung bergegas ke luar rumah untuk menyelamatkan diri.

“Tiba-tiba terdengar suara keras dari arah belakang rumah. Ternyata pohon besar di dekat rumah tumbang,” ujar Remigius.

Akibat kejadian itu, dapur serta kamar tidur rusak berat. Remigius menambahkan bahwa saat ini ia bersama keluarganya mengungsi sementara di rumah kerabatnya di Wairi’i, Desa Kolisia.

Bhabinkamtibmas setempat dan warga juga sedang membersihkan puing-puing dan memotong batang pohon.

Kepala Sub Seksi Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi Multimedia Polres Sikka, Ipda Yermi Soludale, mengatakan aparat setempat telah bergerak ke lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi pohon tumbang.

Dia juga mengimbau warga untuk selalu waspada mengingat saat ini wilayah tersebut sedang dilanda hujan dan angin kencang.

“Diimbau agar selalu waspada, dan hindari lokasi-lokasi yang rawan terjadinya tanah longsor maupun pohon tumbang,” pinta Yermi.

Plt Kalak BPBD Sikka, Putu Botha mengatakan, pihaknya bersama pemerintah Kecamatan Magepanda telah meninjau lokasi banjir.

Sementara itu, ruas jalan di Desa Darat Pantai Kecamatan Talibura Kabupaten Sikka putus diterjang banjir.

Putusnya akses jalan ini membuat warga kesulitan melintas. Warga terpaksa membuat jajan darurat agar bisa dilalui kendaraan roda dua sedangkan kendaraan roda empat belum bisa melintas.

"Hanya kendaraan roda yang bisa melintas itupun melewati jalan darurat,"kata Yohanes Nong Endi, warga Desa Darat Pantai, pada Minggu (2/2).

Dikatakannya, jalan tersebut merupakan akses satu-satunya warga ke ibu Kota kecamatan dan fasilitas kesehatan di Puskesmas Watubaing. Warga berharap pemerintah segera merespon kondisi tersebut, karena jalan tersebut merupakan akses satu-satunya masyarakat di Desa Darat Pantai.

Gelar Ritual Adat

Intensitas curah hujan yang tinggi juga melanda wilayah Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur. Hal ini mengakibatkan bencana alam berupa tanah bergerak dan tanah longsor disejumlah tempat.

Salah satu titik longsor terbesar terjadi di ruas jalan kabupaten yang menghubungkan Lewurla, Desa Wae Rasan menuju Kelurahan Lempang Paji tepatnya di tanjakan Wolo Belang, Kecamatan Elar Selatan.

Camat Elar Selatan, Herman Agas, Kepada Pos Kupang, Minggu (2/2) menerangkan, longsoran sudah terjadi pada tanggal 28 Januari 2025 lalu. Pasca terjadinya longsor itu hingga saat ini lalu lintas di jalan itu lumpuh total.

Dikatakan, sepeda motor maupun mobil tak bisa melintas, sebab lebar material longsor mencapai puluhan meter menutupi badan jalan dengan ketinggian tumpukan material mencapai belasan meter.

Herman mengatakan, pasca terjadinya longsor itu, ia bersama staf kecamatan memantau lokasi longsor dan langsung melaporkan kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur.

Pihaknya juga meminta bantuan alat berat milik PT Indoraya Jaya Perkasa untuk membantu mengevakuasi material longsor itu. Alat berat dari perusahaan tersebut saat ini sedang melanjutkan pekerjaan jalan dari Lempang Paji menuju Kaong Kecamatan Elar.

Setelah dilakukan komunikasi, perusahaan tersebut bersedia menurunkan alat berat jenis buldozer pada 2 hari yang lalu untuk melakukan evakuasi material longsor. Namun karena tumpukan material yang sangat banyak, apalagi titik longsor pada area tebing yang terjal, buldozer tidak mampu mengevakuasi semua material longsor itu.

Karena itu, kata Camat Herman, ia kembali melakukan komunikasi dengan perusahaan itu untuk mendatangkan alat berat jenis excavator. Rencananya pada, Senin 3 Februari 2025 hari ini excavator itu sudah dimobilisasi ke lokasi longsor untuk selanjutnya melakukan evakuasi material longsor tersebut.

Herman juga mengimbau seluruh warga pengguna jalan itu agar bersabar, Pemerintah sedang berusaha untuk segera mengevakuasi material longsor itu.

Herman juga meminta Kepala Desa (Kades) Wae Rasan dan warga setempat untuk melaksanakan ritual adat, sebelum dilakukan proses evakuasi material longsor yang menutupi badan jalan kabupaten  tersebut.

"Saya sudah bangun koordinasi dengan Kades Wae Rasan dan masyarakat setempat, sebelum mulai penggusuran harus lakukan ritual acara adat dulu pakai ayam dan babi. Minta doa leluhur sesuai kepercayaan masyarakat setempat, agar pekerjaan lancer. Minta doa kepada leluhur agar longsoran berat itu jangan terjadi lagi," ujar Herman.

Herman mengatakan, hal ini perlu dilakukan sebagai budaya orang Manggarai, agar longsor besar seperti itu tidak kembali terjadi lagi. Selain itu agar proses pekerjaan evakuasi material longsor pun berjalan aman tanpa ada hambatan.

"Melalui ritual adat ini juga kita memohon kepada leluhur untuk tidak lagi terjadi longsor karena dekat lokasi ada perkampungan penduduk warga desa Lewurla. Sehingga mereka juga aman dari bencana ini ke depan," ujarnya. 

Waspada! Ada Tiga Bibit Siklon Tropis

Tiga bibit siklon tropis, yakni 99S dan 90S di Samudera Hindia selatan Pulau Jawa serta 96P di Teluk Carpentaria, Australia, telah terdeteksi sejak 31 Januari 2025.

Keberadaan tiga bibit siklon ini berpotensi memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca di Indonesia, terutama di wilayah Provinsi NTT.

Kepala Stasiun Meteorologi Klas II El Tari Kupang, Sti Nenot'ek, menjelaskan, tiga bibit siklon tersebut dapat menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, angin kencang, serta gelombang tinggi di beberapa daerah.

Wilayah yang paling terdampak di NTT meliputi Pulau Rote, Sabu Raijua, dan Pulau Sumba.

"Deklarasi tiga bibit siklon ini telah dilakukan pemerintah Indonesia dan Australia pada 31 Januari 2025. Saat ini statusnya masih berupa bibit siklon tropis," ujar Sti Nenot'ek, Minggu (2/2).

Ia menambahkan, jika ketiga bibit siklon ini berkembang menjadi siklon tropis, maka akan diberi nama oleh Badan Meteorologi Australia karena berada dalam area tanggung jawab mereka.

Namun, karena posisinya yang cukup jauh dari Indonesia, khususnya NTT, dampak cuaca ekstremnya diperkirakan tidak akan terlalu signifikan.

"Jika meningkat menjadi siklon tropis, wilayah yang terkena dampak langsung adalah Australia dan sekitar Samudera Hindia. Di Indonesia, khususnya NTT, efeknya tidak akan terlalu terasa," jelasnya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem, dampak dari munculnya tiga bibit siklon yaitu 90S, 99S, dan 96P yang dapat berpengaruh terhadap potensi cuaca ekstrem di wilayah Indonesia.

"Dampak dari ketiga bibit siklon ini yang perlu kita waspadai bahkan siagakan, terutama bibit siklon 90P yang memicu curah hujan yang sangat deras hingga ekstrem," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers virtual terkait potensi cuaca ekstrem di wilayah Indonesia yang dipantau melalui laman YouTube Info BMKG, di Jakarta, Sabtu malam.

Ia menjelaskan, bibit siklon tropis 90S muncul di wilayah selatan Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat, bibit siklon 99S muncul di selatan Banten, sedangkan bibit siklon 96P muncul di Teluk Carpentaria di Australia atau di selatan wilayah Papua.

Kemunculan bibit siklon itu, kata dia, merupakan kondisi terbaru potensi cuaca ekstrem di wilayah Indonesia. Sebelumnya, terdapat beberapa fenomena yang berdampak pada cuaca ekstrem seperti pengaruh monsun atau angin dari Benua Asia dengan intensitas yang menguat bersamaan dengan La Nina yang lemah.

Selain itu, masih ada pengaruh Madden Julian Oscillation (MJO) yang semakin bergerak ke arah Indonesia bagian tengah dan juga pengaruh seruakan udara dingin dari dataran tinggi Siberia, labilitas atmosfer secara lokal, serta masih ada pengaruh gelombang ekuator Rossby dan Kelvin.

"Jadi ini (kemunculan bibit siklon tropis) 'pemain baru' istilahnya," katanya.

Dwikorita menjelaskan, kemunculan bibit siklon ini patut diwaspadai terutama di wilayah Pulau Papua seperti Provinsi Papua, Papua Pegunungan, Papua Selatan, hingga Papua Barat Daya, dan Papua Barat, yang berpeluang dilanda curah hujan yang ekstrem.

Selain itu, masyarakat di wilayah Nusa Tenggara Timur terutama di wilayah Kupang dan sekitarnya serta Nusa Tenggara Barat juga perlu mewaspadai intensitas hujan yang diprediksi akan semakin meningkat.

Kemudian, sebagian wilayah di Pulau Jawa seperti Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, juga diprediksi mendapat pengaruh tidak langsung. Wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Jawa Barat, dan Jambi juga dapat mengalami peningkatan curah hujan.

Selain curah hujan, kata dia, masyarakat perlu mengantisipasi potensi dampak tidak langsung dari kemunculan bibit siklon tersebut berupa ketinggian gelombang laut yang dapat mencapai 2,5 meter hingga 4 meter yang diprediksi terjadi di Samudera Hindia, barat Bengkulu hingga Lampung.

Kemudian juga di Samudera Hindia selatan Banten hingga Nusa Tenggara Timur, juga di Laut Sawu, perairan Kupang hingga Pulau Rote, laut Maluku, laut Halmahera, dan juga di perairan utara Papua Barat Daya hingga Papua, serta Samudera Pasifik di utara Halmahera hingga Papua.

"Ini yang perlu disiagakan, tidak hanya curah hujan tinggi disertai petir, gelombang tinggi, dan juga angin kencang," katanya. (cr4/rob/rey/fan/kompas.com/ant)

 

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved