Breaking News

Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 4 Febuari 2025, “Tersungkur di Kaki-Nya”

Ketika kita tersungkur di kaki-Nya, kita mengakui bahwa kita tidak dapat berlari sendiri. Kita membutuhkan kekuatan dan bimbingan-Nya.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/BRUDER PIO HAYON
RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Selasa (4/2/2025), “Tersungkur di Kaki-Nya” 

Oleh : Bruder Pio Hayon SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Selasa 4 Febuari 2025, “Tersungkur di Kaki-Nya”

Hari Selasa Pekan Biasa IV  

Bacaan I: Ibr. 12: 1-4
Injil:  Mrk.  5: 21-43

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Tersungkur itu satu aksi kita jatuh karena tampak tersandung sesuatu di hadapan kita.

Bentuk konstruksi tubuh ketika kita tersungkur adalah merunduk. Dan itu terjadi pada Yairus.

Dia tersungkur jatuh di depan kaki Yesus sebagai tanda kerendahan hatinya di hadapan Tuhan Yesus

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Di hari kedua pekan ini, kita merenungkan tema “Tersungkur di Kaki-Nya,” yang mengajak kita untuk memahami kerendahan hati dan iman dalam mendekati Tuhan, serta bagaimana Dia menjawab doa dan kebutuhan kita.

Dalam bacaan dari Ibrani (Ibrani 12:1-4), kita dipanggil untuk melepaskan segala beban dan dosa yang menghalangi kita, serta berlari dengan tekun dalam perlombaan iman. Kita diingatkan untuk meneladani Yesus, yang merupakan pemimpin dan penyempurna iman kita.

Ketika kita tersungkur di kaki-Nya, kita mengakui bahwa kita tidak dapat berlari sendiri. Kita membutuhkan kekuatan dan bimbingan-Nya.

Apakah kita siap melepaskan hal-hal yang menghalangi kita untuk mendekati Tuhan? Kadang kita tak tahu bagaimana seharusnya datang kepada Yesus Tuhan kita bahkan kita cenderung untuk menolak kehadiran Tuhan dalam hidup kita.

Sedangkan di dalam Injil (Markus 5:21-43), kita melihat dua peristiwa yang saling terkait: kedatangan Yairus yang tersungkur di kaki Yesus, meminta kesembuhan untuk putrinya, dan wanita yang mengalami pendarahan selama dua belas tahun.

Keduanya menunjukkan sikap kerendahan hati dan iman yang besar. Yairus, seorang pemimpin sinagoga, tidak ragu untuk menunjukkan kelemahan dan kebutuhan di hadapan Yesus.

Sementara itu, wanita itu percaya bahwa hanya dengan menyentuh jubah-Nya, ia akan sembuh. Ketika kita tersungkur di kaki Yesus, kita menempatkan diri kita di hadapan-Nya dengan harapan dan kepercayaan penuh. Apa yang menjadi kebutuhan mendalam kita saat ini yang perlu kita serahkan kepada Tuhan?

Sikap kerendahan hati di hadapan Tuhan menjadi tuntutan utama saat kita datang kepada Tuhan dan bukan mempropagandakan kehebatan kita di hadapan Tuhan. Maka permenungan kita dalam refleksi kita hari ini yaitu: Tindakan Yairus dan wanita yang tersungkur di kaki Yesus menghasilkan mujizat. Mereka tidak hanya mengalami kesembuhan fisik, tetapi juga pembaruan iman.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved