NTT Terkini

DPRD NTT RDP dengan Pemerintah Bahas Bencana Alam di NTT

krisis air setiap tahun di NTT, agar bisa dimanfaatkan PUPR pada musim hujan sehingga menjadi salah satu sumber air di musim kemarau. 

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI 
RAPAT DENGAR PENDAPAT - Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi V DPRD NTT dengan BPBD, Dinas PUPR dan Dinas Sosial Provinsi NTT, menyikapi kondisi bencana alam di NTT. Senin (3/2/2025) di kantor DPRD NTT.  

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG  - Komisi V DPRD NTT menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan pemerintah membahas bencana alam di Provinsi NTT

Rapat dipimpin Ketua Komisi V DPRD NTT Muhamad Supriyadin Pua Rake, Senin (3/2/2025) di kantor DPRD NTT

Rapat itu berlangsung alot. Sebab, BPBD NTT tidak memaparkan data secara lengkap mengenai bencana alam di NTT. Sementara temuan DPRD NTT justru bencana alam terjadi hampir seluruh NTT

Anggota Komisi V DPRD NTT, Agus Nahak meminta dinas PUPR NTT agar bisa melihat lebih jauh kali di Termanu maupun Benanai. Ia menyebut, banyak material yang membuat jembatan di dua titik itu tidak kuat. Apalagi terjadi pengerukan di sekitar jembatan. 

Baca juga: Prakiraan BMKG Cuaca NTT Hari Ini, Malaka, Sikka, Nagekeo Waspada Hujan Sedang-Lebat

"PUPR harus membuat perencanaan. Kita ada bendungan tapi tidak menolong, banjir masih terus terjadi. PUPR membuat tanggul agar bisa membendung atau mengurangi arus lebih besar ke dua sungai itu," ujarnya. 

Disisi lain, krisis air setiap tahun di NTT, agar bisa dimanfaatkan PUPR pada musim hujan sehingga menjadi salah satu sumber air di musim kemarau. 

Agus mengatakan khusus ke BPBD NTT. Dalam kunjungannya ke Kabupaten Malaka, dia menemukan kendaraan operasional BPBD setempat dalam keadaan darurat. Disamping, koordinasi yang tidak berjalan maksimal oleh instansi terkait. 

"Mohon Pak Kalak betul-betul koordinasi dengan tiap Kabupaten itu bagaimana. Di Malaka itu tidak siap, koordinasi bagaimana," katanya. 

Agus Nahak juga menyoroti mengenai jalan lintas selatan menuju Kabupaten Malaka. Terdapat patahan di daerah Kolbano dan Nunkolo Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Bahkan kawasan itu tidak ada rambu peringatan. Khawatirnya, terjadi kecelakaan kendaraan. 

Pua Rake meminta BPBD, PUPR dan Dinsos agar menyampaikan apa yang bisa dibantu oleh DPRD. Ia berharap ada penyampaian mengenai titik lemah yang membuat lambatnya penanganan bencana alam di NTT.

Demikian juga anggota DPRD NTT lainnya, Muhamad Ansor. Politisi Golkar itu meminta BPBD secara khusus menyampaikan data penetapan status kebencanaan dari tiap daerah. Sebab, jika hanya mengandalkan satu daerah maka dana belanja tidak terduga (BTT) di BPBD Provinsi tidak bisa digunakan. 

Ansor berulang kali meminta Kepala BPBD NTT Cornelis Wadu untuk melakukan konsolidasi data sebagai bagian langkah penting dalam pengambilan kebijakan. 

Kepala BPBD NTT Cornelis Wadu mengatakan, satu atau dua daerah yang status siaga darurat bisa ditetapkan oleh pemerintah provinsi untuk penggunaan anggaran BTT. 

Cornelis menjelaskan, ia sendiri turun ke berbagai lokasi bencana di NTT. Dia kesulitan menggunakan dana BTT karena harus ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi. Sisi lain, laporan dari BPBD kabupaten/kota belum juga rampung. 

Dia mengakui, BPBD NTT cukup kekurangan dana. Banyak, kata dia, yang belum memahami penggunaan keuangan negara. Dampaknya penanganan menjadi terlambat. 

"Kalau kita sumber dana terbatas saya ingin prosedur itu secepatnya. Supaya saya siapkan standar untuk meminta duit, itu bisa puluhan dan ratusan miliar," katanya. 

Harusnya, kata dia, data yang dilaporkan ke Pusdalops dituangkan dalam administrasi untuk dilakukan kajian oleh BPBD setempat. Setelah itu, maka dilakukan penetapan status bencana di daerah. 

Dia berkata, jika penetapan itu dilakukan maka BTT dan dana siap pakai di BNPB bisa digunakan. Mestinya, ia mendorong itu agar bisa dilakukan oleh BPBD setiap kabupaten/kota.

"Kami akan siapkan datanya. Paling lambat besok. Kami sudah rapat koordinasi dengan BPBD kabupaten/kota," kata Cornelis Wadu menjawab, pertanyaan Ketua Komisi V DPRD NTT Supriyadin Pua Rake. 

Plt Kepala Dinas PUPR NTT, Benyamin Nahak, mengatakan, akan melakukan penanganan terhadap beberapa daerah yang mengalami kerusakan infrastruktur dalam tanggung jawab Pemprov NTT

"Data-data kami sudah pegang. Dengan dukungan surat dukungan status bencana. Sehingga dana BTT bisa digunakan. Karena jujur selama ini yang kami selesaikan itu dengan cara kami sendiri," katanya. 

Dia mengatakan, desain jembatan sudah dilakukan dengan baik. Sebabnya karena pola arus sungai di wilayah Timor dan Sumba memiliki kekhasan tersendiri. Berbeda dengan di Flores yang cenderung lebih tenang. 

Dia bilang, kedepan jika anggaran cukup maka dibangun tanggul atau embung kecil agar membantu mengurangi laju arus sungai. Beberapa titik, kata dia, sudah dilakukan pengerjaan. 

Jika ada kolaborasi pemerintah pusat hingga daerah maka sungai-sungai yang ada bisa dilakukan pembenahan dengan baik agar jembatan tidak terus mengalami rusak. Dukungan dari administrasi menjadi penting agar kerja sama lintas sektor bisa dilakukan dengan baik. (fan) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS 

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved