TTU Terkini

Banjir Rendam Pemukiman Warga Maubeli, Kabupaten TTU, Niko: Setiap Tahun Kami Mengeluh Tak Ada Hasil

Oleh karena itu, sedimen tanah di dalam cekdam tersebut kian naik sehingga tidak mampu menampung volume air dan meluap ke pemukiman warga.

Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON
BANJIR -- Kondisi rumah warga di Kelurahan Maubeli, Kota Kefamenanu saat terendam banjir, Selasa (28/1/2025). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon 

POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Rumah warga RT 006, RT 007, RT 023 dan RT 026 Kelurahan Maubeli, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) direndam banjir Selasa (28/1/2025).

Banjir merendam rumah warga usai hujan lebat mengguyur wilayah Kota Kefamenanu selama beberapa jam.

Saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Warga RT 026, Niko Bana mengatakan bencana banjir ini merendam rumah warga setiap tahun.

Masyarakat setempat juga setiap tahun melalui musrenbang dan bahkan keluhan langsung juga telah disampaikan kepada pemerintah. Namun hingga saat ini tidak menuai hasil sebagaimana yang diharapkan.

Ia mengakui bahwa, banjir tersebut disebabkan oleh air dalam cekdam yang tidak berfungsi lagi tepat di belakang pemukiman warga meluap dan menerobos masuk ke pemukiman warga.

Baca juga: Dinas Peternakan Timor Tengah Utara Tingkatkan Intensitas Vaksinasi HPR di Kelurahan Maubeli

Drainase sedalam 2 meter yang mengalirkan air dari mulut cekdam ke kali, tidak mampu menampung debit air yang meluap.

Selain itu, drainase penyambung tepat di pinggir jalan umum tidak mampu menampung volume air yang mengalir dari cekdam tersebut kemudian meluap ke jalan umum dan pemukiman warga.

"Sampai di situ dia sudah mentok tidak lancar keluar akhirnya keluar ke jalan. Kalau di jalan sudah penuh dia masuk ke rumah sini. Jadi air datang dari belakang rumah dan dari depan rumah,"ujarnya.

Setiap kali terdampak bencana, BPBD Kabupaten TTU selalu meninjau lokasi tersebut. Namun, keluhan yang mereka sampaikan langsung pada kesempatan itu tidak kunjung mendapatkan tanggapan.

Pemerintah Provinsi NTT juga telah meninjau langsung lokasi itu menjanjikan pembuatan cekdam. Namun, janji tersebut tidak pernah terealisasi.

Ia menegaskan bahwa, satu-satunya solusi untuk mengatasi persoalan-persoalan ini adalah pemerintah harus segera memperbaiki cekdam yang berada tepat di pemukiman warga tersebut. Pasalnya, cekdam tersebut tidak dapat berfungsi lagi sejak tahun 1970 atau 1980an.

 

Oleh karena itu, sedimen tanah di dalam cekdam tersebut kian naik sehingga tidak mampu menampung volume air dan meluap ke pemukiman warga.

"Kalau dulu waktu masih baik, ada pintu pembuangan. Jadi saat hujan begini dibuka. Sehingga air keluar normal,"ungkapnya.

Dikatakan Niko, banjir tersebut menyebabkan dirinya dan para tetangga mengalami kerugian fantastis. Sejumlah barang pribadi seperti; sofa, kulkas, kasur, padi dan barang-barang lainnya direndam banjir. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved