TTU Terkini
Kepala BPBD TTU Pastikan Tim Terpadu Gelar Peninjauan dan Investigasi Dampak Longsor di Desa Kiuola
Warga, kata Primus, berniat untuk pindah dari lokasi tersebut. Namun, kondisi keuangan untuk membangun kembali rumah baru belum memungkinkan.
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Oby Lewanmeru

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Octho Nule menyebut Tim Terpadu yakni pihak Dinas PUPR, Inspektorat Daerah, Dinas Lingkungan Hidup, dan BPBD Kabupaten TTU akan melakukan peninjauan dan investigasi bersama di lokasi terdampak bencana longsor di Desa Kiuola, Kecamatan Noemuti, Kabupaten TTU, NTT pekan ini.
"Ini menjadi acuan untuk kami untuk rapat koordinasi penetapan status darurat, tanggap darurat, siaga ataukah pasca bencana,"ujarnya Senin, (20/1/2025).
Tim Kaji Cepat dari BPBD Kabupaten TTU telah turun ke lokasi meninjau langsung dan melakukan investigasi terhadap dampak cuaca ekstrem pada titik-titik dimaksud.
Meskipun demikian, investigasi bersama oleh tim terpadu instansi terkait akan dimulai pada Hari Selasa pekan ini.
Investigasi tersebut dilakukan menindaklanjuti laporan masyarakat terhadap dampak cuaca ekstrem di Kabupaten TTU.
Baca juga: Warga 2 RT di Desa Oepuah Selatan Terdampak Banjir, Simak Penjelasan Kepala BPBD TTU
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sebanyak 5 unit rumah milik Warga RT, 001 dan RT, 002, Dusun 1, Desa Kiuola, Kecamatan Noemuti, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur terancam longsor.
Rumah warga yang terancam longsor tersebut terletak tepat di Bantaran Kali Noemuti. Sebanyak 5 kepala keluarga yang terdampak bencana tanah longsor tersebut.
Saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Kepala Desa Kiuola, Primus Rusae mengatakan, dampak longsor ini telah mengancam rumah warga beberapa tahun terakhir.
Tanah longsor terjadi di sepanjang Bantaran Kali Noemuti yang melintasi Desa tersebut. Panjang titik longsor mencapai 300 meter.
Selain rumah warga, dampak tanah longsor ini juga mengancam fasilitas umum. Pasalnya, tersisa 1 meter sampai 5 meter longsor tersebut bakal mencapai badan jalan umum.
"Dan kemungkinan besar tiang listrik yang ada di sekitar lokasi ini juga bisa tumbang. Lebar longsor ini bervariasi ada yang 1 meter, 2 meter sampai 5 meter,"ucapnya.
Baca juga: Terduga Pelaku Gasak 4 Ekor Babi Milik Mantan Bupati TTU, Pernah Beraksi di Kecamatan Noemuti
Dikatakan Primus, sebanyak 2 kepala keluarga yang diwajibkan pindah lokasi penginapan karena kondisi longsor yang menimpa rumah mereka sangat parah. Lantai dan bangunan dapur dua KK tersebut sudah mengalami retak.
Kondisi dinding dan lantai bangunan dapur yang retak tersebut kian hari makin membesar. Mereka bermukim tepat di bantaran kali ini.
Warga, kata Primus, berniat untuk pindah dari lokasi tersebut. Namun, kondisi keuangan untuk membangun kembali rumah baru belum memungkinkan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.